Suara.com - Sebuah studi oleh para peneliti di Columbia University Mailman School of Public Health, Ludwig Maximilian University, dan rekan peneliti lain menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi kesehatan yang disebabkan oleh polusi udara. Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Cell.
"Setiap hari kita belajar lebih banyak tentang bagaimana paparan polutan di udara, air, tanah, dan makanan berbahaya bagi kesehatan manusia," kata penulis senior Andrea Baccarelli, MD, Ph.D., ketua Ilmu Kesehatan Lingkungan di Columbia Mailman School seperti yang dikutip dari Medical Xpress.
"Dalam makalah ini, kami memberikan kerangka kerja untuk memahami mengapa campuran kompleks dari paparan lingkungan membawa penyakit serius bahkan meski dari konsentrasi yang relatif sederhana," imbuhnya.
Melansir dari Medical Xpress, berikut dampak polusi pada kesehatan, antara lain:
1. Stres oksidatif dan peradangan: Kondisi ini terjadi pertahanan antioksidan habis, peradangan, kematian sel, dan kerusakan organ terjadi.
2. Perubahan dan mutasi genom: Akumulasi kesalahan DNA dapat memicu kanker dan penyakit kronis lainnya.
3. Perubahan epigenetik: Perubahan epigenetik mengubah sintesis protein yang bertanggung jawab atas perkembangan masa kanak-kanak dan fungsi tubuh yang teratur.
4. Disfungsi mitokondria: Kerusakan pada pembangkit listrik seluler dapat mengganggu perkembangan manusia dan berkontribusi pada penyakit kronis.
5. Gangguan endokrin: Bahan kimia yang ditemukan di lingkungan, makanan, dan produk konsumen kita mengganggu regulasi hormon dan berkontribusi pada penyakit.
Baca Juga: Kecemasan hingga Bungkuk, Ini 5 Masalah Kesehatan akibat Keseringan Duduk
6. Komunikasi antar sel yang berubah: Reseptor pensinyalan dan cara lain yang digunakan sel untuk berkomunikasi satu sama lain, termasuk transmisi saraf.
7. Komunitas mikrobioma berubah: Ketidakseimbangan populasi bakteri dan mikroorganisme lain dalam tubuh kita dapat membuat kita rentan terhadap alergi dan infeksi.
8. Gangguan fungsi sistem saraf: Partikel mikroskopis dalam polusi udara mencapai otak melalui saraf penciuman dan dapat mengganggu kognisi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter