Suara.com - Otak sangat mempengaruhi perilaku manusia. Bahkan juga dalam aktivitas tidur. Spesialis neurologi dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K)., mengatakan bahwa tidur merupakan suatu proses aktif yang diinisiasi oleh otak.
Ada perubahan yang dilakukan oleh otak sehingga akhirnya seseorang merasa ngantuk dan ingin tidur.
"Tidur itu terjadi karena dibangkitkan oleh beberapa bagian di otak yang kemudian diikuti dengan perubahan fisiologi di seluruh tubuh," kata dokter hakim dalam webinar 'Reguler Sleep, Healthy Future' yang dilaksanakan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jumat (19/3/2021).
Otak menginisiasi keinginan tidur dengan cara meningkatkan zat melatonin dalam tubuh, jelas dokter Hakim. Setelah melatonin meningkat, akan mulai terjadi proses yang melibatkan beberapa struktur di otak. Kemudian terjadi perubahan kesadaran dan perubahan dari semua fungsi organ tubuh.
"Termasuk denyut jantung jadi melambat, pernapasan jadi melambat, metabolisme jadi melambat. Perubahan itu semua diinisiasi oleh otak," ucapnya.
Tujuan inisiasi tidur itu terjadi agar tubuh memiliki waktu untuk melakukan regenerasi dan perbaikan sel-sel yang rusak. Hakim menyampaikan, ketika seseorang tidur maka banyak organ tubuh juga ikut beristirahat dengan cara menurunkan fungsi kerjanya.
Manfaat lainnya, dengan tidur tubuh bisa memperbaiki sistem imun dan meningkatkan kekebalan tubuh. Tetapi jika seseorang mengalami gangguan tidur, baik secara kualitas maupun kuantitas, maka akan mengganggu ritme waktu tidur atau yang disebut juga sebagai ritme sirkadian.
Kalau ritme itu mengalami gangguan, maka akan terjadi berbagai macam-macam gangguan tidur. Akibat yang paling sering terjadi adalah rasa mengantuk di siang hari, adanya perubahan mood, dan menurunkan kesigapan dalam beraktivitas," ucapnya.
Jika gangguan ritme itu terus terjadi dalam waktu lama, dokter Hakim memperingatkan risiko terjadinya tekanan darah yang meningkat. Kemudian gangguan metabolisme yang berakibat terjadinya kegemukan, gangguan jantung, gangguan sistem imunitas dan banyak masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: Bisa Bikin Tidur Nyenyak, Yuk Taruh 4 Tanaman Berikut di Kamar
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut