Suara.com - Pasien TB atau tuberkulosis harus menjalani pengobatan secara teratur dan tuntas agar bisa sembuh. Selain rutin kontrol ke dokter, pasien juga akan diberi obat anti tubekulosis atau OAT.
Dokter spesialis paru dr. Silmi Kaffah, Sp.P. mengatakan bahwa OAT harus dikonsumsi oleh pasien selama 9 hingga 12 bulan secara teratur sesuai anjuran dokter.
"Bukan berarti kalau gejalanya sudah mereda kita bisa menghentikan OAT tersebut. Tetapi tetap harus konsumsi sampai tuntas sesuai dengan instruksi dokter. Perlu diketahui juga bahwa OAT ini disediakan gratis oleh pemerintah atau fasyankes," kata dokter Silmi dalam siaran langsung Radio Kesehatan Kemenkes, Senin (22/3/2021).
Meski ampuh, konsumsi antibiotik dalam jangka waktu lama tersebut bisa menimbulkan efek samping. Dokter Silmi mengatakan, sejak awal pasien diberi tahu tentang kemungkinan efek samping yang akan dialaminya. Menurut dokter Silmi, efek samping yang terjadi umumnya mual, dapat disertai muntah, dan juga gatal-gatal pada seluruh permukaan kulit.
"Apabila timbul efek samping berlebihan, harus segera kontrol ke rumah sakit atau dimajukan jadwal kontrolnya dari waktu yang ditentukan," saran dokter Silmi.
Tetapi, kalau pasien menghentikan OAT tanpa intruksi dari dokter, maka berisiko mengalami TB resistensi obat (RO) atau TB kebal obat.
"Artinya tuberkulosis yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberkulosis yang telah mengalami kekebalan terhadap minimal dua obat TBC, yang paling paten yaitu itu isoniazid atau rifampicin," imbuhnya.
Untuk mendiagnosis TB RO, pasien perlu menjalani uji kepekaan. Setelah dipastikan mengalami kekebalan obat, pasien harus menjalani pengobatan secara terpisah.
"Pengobatan TB RO dibagi dua, bisa jangka pendek atau STR 9-11 bulan atau jangka panjang kurang lebih 21 sampai 24 bulan," kata dokter Silmi.
Baca Juga: Derita Tuberkulosis Sejak Kecil,Telinga Wanita Ini Bengkak hingga Bau Busuk
Ia mengingatkan bahwa setiap pengobatan yang dijalani pasien tuberkulosis harus sesuai instruksi dokter, baik penentuan mulai konsumsi obat, jumlah dosis, hingga waktu berhenti minum obat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025