Suara.com - Peringatan Hari Tuberkulosis Dunia tahun ini masih diselimuti dengan Pandemi Covid-19. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengakui bahwa penanganan Covid-19 telah menyita sebagian besar sumber daya medis, termasuk diagnosis juga pengobatan pasien tuberkulosis (TB).
Dalam kondisi seperti itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI prof. dr. Zubairi Djurban menyarankan agar pemerintah meningkatkan skrining nasional terhadap orang-orang yang rentan sakit TB.
"Saran saya, Indonesia harus giat menjalankan program skrining TB nasional untuk kelompok berisiko tinggi, dalam rangka mengontrol TB," kata prof. Zubairi dikutip dari tulisannya di media sosial Twitter, Rabu (24/3/2021).
Studi yang dimuat di The Guardian, lanjut peof Zubairi, disebutkan bahwa pandemi Covid-19 berdampak penurunan 25 persen diagnosis dan pengobatan TB di seluruh dunia. Data dari India dan Afrika Selatan juga menunjukkan orang yang terinfeksi TB dan Covid-19 tiga kali lebih mungkin meninggal dibandingkan orang yang hanya terinfeksi TB.
Sementara di Indonesia ada 300 orang meninggal akibat TB setiap hari. Angka kematian di dunia, TB telah menyebabkan tiga orang meninggal dunia setiap menit.
"Hari Tuberkulosis Sedunia adalah peringatan untuk mewaspadai penyakit yang bersifat sistemik ini. Sebab, TB dapat menginfeksi hampir semua organ tubuh. Namun, lokasi terbanyak itu di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer," kata prof Zubairi.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi juga sebelumnya telah menyatakan bahwa banyak hal yang mengganggu program penanganan TB di Indonesia.
Seperti banyak pasien dan keluarga yang mengalami kendala dalam melakukan pengobatan dan mengambil obat ke layanan kesehatan karena adanya pembatasan di berbagai sektor, misalnya transportasi.
"Kegawatdaruratan pandemi Covid-19 juga menyebabkan rasa takut masyarakat memeriksakan gejalanya ke fasilitas layanan kesehatan," jelas dia dalam jumpa pers Hari Tuberkulosis Sedunia, kemarin.
Baca Juga: Cerita Nenek 106 Tahun, Jadi Saksi Dua Pandemi Paling Mengerikan di Dunia
Serta dukungan sosial atau pendampingan pasien dalam menyelesaikan pengobatan secara langsung menjadi terkendala akibat penerapan kesehatan yang ketat guna memutus rantai penularan Covid-19.
Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan keberlangsungan pelayanan TB pada masa pandemi Covid-19, kata dia, ada beberapa perubahan terhadap layanan TBC yang coba dikembangkan di masa pandemi.
Salah satunya adalah melakukan pemantauan elektronik. Sehingga, pemantauan minum obat tidak hatus dilakukan secara langsung, tetapi bisa dilakukan melalui sarana elektronik, seperti memanfaatkan aplikasi WhatsApp.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak