Suara.com - Makanan tinggi indeks glikemik (GI) umumnya dikenal tak sehat. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa konsumsi makanan dengan GI yang lebih tinggi malah disebut bisa menurunkan risiko kanker ovarium.
Melansir dari MdLinx, penelitian ini diterbitkan pada dalam Journal of Nutrition. Dalam studi tersebut, peneliti menemukan bahwa pola makan yang biasanya dikenal buruk malah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker ovarium.
"Kanker ovarium adalah penyebab paling umum kelima dari kematian akibat kanker di antara perempuan Amerika Serikat, namun hanya sedikit faktor risiko yang dapat dimodifikasi yang telah ditetapkan," catat para peneliti.
"Pola makan tinggi GI dan GL (beban glikemik) telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, tetapi studi epidemiologi kanker ovarium memberikan hasil yang berbeda," imbuhnya.
Dalam studi ini, para peneliti menggali data dari kelompok skrining kanker Prostat, Paru-paru, Kolorektal, dan Ovarium, dengan GI dan GL yang dihitung menggunakan kuesioner frekuensi makanan yang divalidasi (FFQ) pada wanita berusia 60 hingga 74 tahun tanpa riwayat kanker.
Pada peserta yang menyelesaikan kuesioner diet pada awal penelitian, para peneliti mengidentifikasi 181 kasus kanker ovarium di antara 24.633 wanita dengan durasi tindak lanjut rata-rata 12,1 tahun. Pada 42.410 wanita yang menyelesaikan kuesioner pola makan selama penelitian, 211 kasus kanker ovarium diidentifikasi dengan durasi tindak lanjut rata-rata 8,9 tahun.
Setelah mempertimbangkan faktor lain, tim peneliti menemukan risiko risiko kanker ovarium turun sebesar 43 persen pada oramh dengan GL tertinggi dan kuartil GI terendah. Pada mereka yang menyelesaikan kuesioner pola makan kemudian selama penelitian, risiko turun sebesar 38 persen pada kuartil GI dan vs kuartil GI terendah.
"Mengingat bukti saat ini dan hubungan kompleks antara berbagai komponen diet, olahraga, dan komposisi tubuh GI dan GL dapat dianggap lebih sebagai komponen gaya hidup sehat daripada sebagai faktor risiko yang dapat dimodifikasi," ujar para peneliti.
Para penulis mencatat bahwa ada beberapa penelitian observasi yang berkaitan dengan GI atau GL dan risiko kanker ovarium. Studi internasional ini tidak selalu berfokus pada pola makan ala Barat, sehingga membuat temuan mereka kurang dapat digeneralisasikan.
Baca Juga: Lagi Belajar Jadi Vegetarian? Yuk Coba Pola Makan Flexitarian!
Penulis mencatat bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk memastikan hubungan antraa tingkat glikemik dan risiko kanker. Mereka juga merekomendasikan agar studi lebih lanjut fokus pada mekanisme antara keduanya.
Studi masa depan ini harus mencakup asupan makanan yang lebih heterogen di antara peserta juga dan dapat memasukkan lebih banyak kasus untuk mengeksplorasi hubungan dalam sampel.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!