Suara.com - Beredar isu terkait masker medis yang dijual di pasaran tetapi palsu. Dikatakan bahwa masker palsu yang ditemukan adalah masker respirator jenis N95 dan KN95 yang sering digunakan oleh tenaga kesehatan yang kontak langsung dengan pasien Covid-19. Apa tanggapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seputar isu ini?
Tak hanya soal masker media palsu, soal efektivitas vaksin Covid-19 juga menjadi sorotan. Pasalnya, dikatakan bahwa efektivitas vaksin pada pasien autoimun dan orang sehat bisa berbeda. Kenapa bisa begitu?
Simak selengkapnya mengenai pembahasan hal ini melalui tautan di bawah ini!
1. Dokter Sebut Efektivitas Vaksin Covid-19 Berkurang pada Pasien Autoimun
Efektivitas vaksin Covid-19 pada pasien autoimun dan orang sehat bisa berbeda. Dikatakan dokter spesialis penyakit dalam konsultas reumatologi dr. Sandra Shintya Langow, Sp.PD-KR, pada pasien autoimun, pembentukan antibodi akan lebih sedikit akibat dari penggunaan obat autoimun.
"Penggunaan obat imunosupresan pada pasien autoimun diduga mengurangi kemampuan tubuh membentuk antibodi sesudah divaksin," kata dokter Sandra berbicara dalam webinar 'Odamun Bisa Vaksin Covid-19', Minggu (4/3/2021).
2. Waspada! Kemenkes Sebut Ada Masker Medis Palsu Beredar di Masyarakat
Beredar isu terkait masker medis yang dijual dipasaran tetapi palsu. Apa tanggapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) seputar isu ini?
Baca Juga: Bisa Picu Keracunan, Masker Medis Jadi Masalah Baru Pengelolaan Sampah
Dalam isu yang berkembang, masker palsu yang ditemukan adalah masker respirator jenis N95 dan KN95 yang sering digunakan oleh tenaga kesehatan yang kontak langsung dengan pasien Covid-19.
3. CDC: Orang yang Divaksin Tak Lagi Membawa Virus
Dalam uji klinis terkontrol, vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna telah terbukti dapat melindungi dari Covid-19 dan melindungi orang menyebarkan virus. Dalam hal ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan bahwa studi barunya menunjukkan keefektifan vaksin juga bertahan di dunia nyata.
"Bahwa orang yang divaksinasi tidak membawa virus," ujar Direktur CDC Rochelle P. Walensky, MD kepada Health.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG