Suara.com - Anak-anak selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar. Biasanya mereka menanyakan hal apa pun yang ada disekitarnya dan membuat ia penasaran, tak terkecuali bertanya mengenai dari mana bayi bisa muncul.
Pertanyaan itu kerap membuat orangtua kebingungan menjelaskannya, terutama jika anak masih berusia balita.
Tetapi sebingung apa pun orangtua, jawaban sebaiknya dijelaskan dengan benar dan disesuaikan dengan usia anak.
"Jadi kalau pada usia 2 sampai 5 tahun itu idealnya memang sudah diedukasi kepada anak bahwa bayi itu lahir dari perut ibunya. Kenapa bisa ada adik bayi, itu diberitahukan atau diajarkannya karena terjadi kalau ada hubungan pernikahan. Jadi papa sama mamanya menikah, kemudian mamanya nanti bisa jadi ada kehamilan dan akhirnya memiliki bayi," papar Dokter spesialis anak dr. Zidnie Prisilla, Sp.A., dalam webinar Komodo Challange, Senin (5/4/2021).
Jika anak telah mencapai usia Sekolah Dasar, dokter Zidnie mengatakan bahwa jawaban bisa lebih detail dengan menjelaskan antara pertemuan sel telur dan sperma akibat hubungan penis dengan vagina.
Demikian pula jika usia anak telah mencapai masa pubertas atau di atas 10 tahun.
Dokter Zidnie mengatakan, anak bisa dijelaskan mengenai fungsi sel telur yang dimiliki oleh perempuan juga sperma yang dihasilkan laki-laki.
Terpenting, ia mengingatkan untuk memberikan jawaban yang nyata dan tidak dibuat-buat dengan khayalan.
Meski mungkin terasa canggung, jawaban tersebut juga menjadi bagian dari pendidikan seksual untuk anak.
Baca Juga: Ya Ampun! Di Depan Mata Istri, Suami Tepergok Cabuli Anak Tiri di Lumajang
Menurut dokter Zidnie, orangtua berperan besar dan jadi pengajar pertama untuk anak mengenai pendidikan seks.
"Di era digital ini segala edukasi tentang seks bisa diakses kapan saja, dari mana saja, yang tentu informasi tersebut bila tidak dapat dipertanggungjawabkan sumbernya sangat rawan untuk memberikan informasi yang salah dan bahkan menyesatkan. Dehingga rentan terjadinya kekerasan dan pelecehan seksual apabila tidak dibekali dengan pengetahuan yang memadai," tutur dokter Zidnie.
Berita Terkait
-
Delapan Bulan Hilang, Kebenaran tentang Alvaro Kini Menunggu Hasil Tes DNA
-
Akhir Tragis Pencarian Alvaro Kiano Nugroho: Ditemukan Tewas, Polisi Amankan Pelaku
-
Ayu Ting Ting Tak Masalah Jadi ATM Orangtua: Emang Tugas Gue, Ada Masalah?
-
Pemerintah Dorong Keterlibatan Anak Menjaga Bumi Atasi Krisis Iklim
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?