Suara.com - Covid-19 telah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Lewat sebuah webinar, seorang penyintas Covid-19 berusaha membagikan pengalamannya terinfeksi virus corona jenis baru tersebut.
Dia adalah Boy Hadi Ismanto, seorang penyintas Covid-19 yang bercerita dalam webinar bertajuk Refleksi Satu Tahun Pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan bagaimana dirinya terkonfirmasi positif Covid-19 pada 19 Januari 2021 lalu. Awaknya Boy mengalami gejala awal seperti sakit tenggorokan, batuk, dan demam, hingga memutuskan untuk berobat ke dokter.
"Saat itu saya baru saja dua hari setelah vaksin, memang ada riwayat beberapa hari sebelumnya pergi ke Papua. Sakitnya emang aneh, udah dikasih obat tapi tidak ada perubahan selama lima hari. Kontrol lagi kemudian satu minggu, kok gejalanya makin gak enak. Akhirnya saya berobat lagi dan disarankan swab antigen. Hasilnya positif Covid-19," ungkapnya, Minggu (11/4/2021).
Kata Boy, ia tak menduga bahwa dirinya terinfeksi Covid-19. Apalagi ia mengklaim telah menjalani protokol kesehatan sebaik mungkin. "Kok bisa kena, padahal saya sudah prokes dengan baik. Bahkan di pesawat saya sampai tidak makan dan minum selama 5-7 jam dari Papua ke Jakarta," jelasnya.
Ia mengatakan, sejak awal muncul gejala dirinya sudah melakukan isolasi dengan tidur terpisah dari istri dan anak-anaknya.
"Jadi saya sudah memisahkan diri, di rumah pakai masker. Saat saya di rawat, ada kekhawatiran lagi, jangan-jangan saya menulari istri dan anak saya. Jadi kekhawatirannya double kalau kena Covid-19," kisahnya lebih lanjut.
Awalnya, Boy mengaku tak mau dirawat. Namun kondisinya memburuk karena mengalami gejala lain yaitu sakit kepala, mual hingga muntah-muntah.
"Kemudian tiba-tiba ada gejala yang muncul, kepala saya kayak ditusuk-tusuk paku. Selain itu sesak napas dan mual juga, pas di rawat juga gak tahu kenapa kolestrol saya naik. Padahal setiap tahun saya selalu medical check up, dan hasil semuanya alhamdulilah normal," ungkapnya.
Baca Juga: Terinspirasi dari Covid-19, Peneliti Kembangkan Vaksin Kanker dan HIV/AIDS
Selama dirawat, ia menjalani terapi obat-obatan. "Itu sangat tidak enak, sampai mau tarik napas saja tidak maksimal," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya