Suara.com - Setelah vaksin, kini India melarang ekspor obat antiviral remdesivir dan bahan aktif farmasi karena lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.
Menyadur Al Jazeera, Senin (12/4/2021) kasus harian India sempat mencapai 152.879 pada hari Minggu, menjadi rekor keenam dalam tujuh hari.
Oleh sebab itu, India, yang dikenal sebagai apotek dunia, telah menghentikan ekspor utama vaksin virus corona.
Selain melarang eksport remdesivir "sampai situasinya membaik", kementerian kesehatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa produsen juga diminta untuk meningkatkan pasokan.
Tujuh perusahaan India telah melisensikan obat tersebut dari Gilead Sciences, dengan kapasitas sekitar 3,9 juta unit per bulan, untuk penggunaan lokal dan ekspor ke lebih dari 100 negara.
Organisasi Kesehatan Dunia pada November mengeluarkan rekomendasi bersyarat terhadap penggunaan remdesivir pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Terlepas dari tingkat keparahan penyakitnya, WHO mengatakan tidak ada bukti bahwa obat tersebut meningkatkan kelangsungan hidup dan hasil lain pada pasien ini. Namun, banyak negara, termasuk India, terus menggunakannya.
Bukan hanya kasus, jumlah kematian akibat Covid-19 di India juga melonjak, dengan kementerian kesehatan melaporkan 839 kematian pada hari Minggu. Laporan tersebut merupakan yang tertinggi dalam lebih dari lima bulan, sehingga total menjadi 169.275.
India menjadi negara ketiga dengan jumlah kasus tertinggi di dunia, di belakang Amerika Serikat dan Brasil, dengan lebih dari 13,35 juta kasus.
Baca Juga: Perpanjang Pembelajaran Tatap Muka, Bupati Bogor: Tolong Telusuri Masalah
Negara tersebut saat ini sedang mengadalan "Tika Utsav", atau festival vaksin, untuk menginokulasi sebanyak mungkin orang yang memenuhi syarat untuk melawan virus.
Program vaksinasi massal akan dilakukan hingga 14 April, menyusul seruan Perdana Menteri Narendra Modi kepada para menteri negara bagian pada pertemuan tentang krisis medis.
Lebih dari 100 juta dosis telah diberikan kepada pekerja garis depan dan orang-orang berusia di atas 45 tahun dalam program vaksinasi India, yang dimulai awal tahun ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
MBG Kembali Racuni Ratusan Anak, Prof Zubairi Djoerban: Alarm Keras Bagi Pemerintah untuk Evaluasi!
-
Menkeu Purbaya Curhat Pendapatannya Turun Jadi Menteri, Ternyata Segini Gajinya Dulu
-
'Bukan Cari Cuan', Ini Klaim Penggugat Ijazah Gibran yang Tuntut Kompensasi Rp125 Triliun ke Wapres
-
Belum Dibebaskan usai Ajukan Penangguhan, Polisi Ngotot Tahan Delpedro Marhaen dkk, Apa Dalihnya?
-
Tunjangan Perumahan Anggota DPRD DKI Rp70 Juta Diprotes, Nantinya Bakal Diseragamkan se-Indonesia
-
Pemerintah Beri Jawaban Tegas Soal Usulan Ganti MBG Dengan Pemberian Uang ke Ortu, Apa Katanya?
-
Bahlil Sebut Swasta Setuju Impor BBM Lewat Pertamina, Syaratnya Sama-Sama Cengli
-
Viral Wahyudin Anggota DPRD Gorontalo Ngaku Jalan-Jalan Pakai Uang Negara: Kita Rampok Saja!
-
Lawan Arah Pakai Strobo, Heboh Sopir Pajero D 135 DI Dicegat Pemobil Lain: Ayo Lho Gue Viralin!
-
Tundukkan Kepala! Istana Minta Maaf Atas Tragedi Keracunan MBG, Janji Dapur Program Diaudit Total