Suara.com - Peningkatan kasus positif juga kematian akibat infeksi Covid-19 makin mengkhawatirkan. Update Covid-19 global dilaporkan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus, peningkatan terjadi hingga dua kali lipat selama dua bulan terakhir.
Dikutip dari situs worldometers.info, per Sabtu (17/4) pukul 07.00 WIB, total kasus Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 140,49 juta. Terjadi penambahan 824.189 kasus positif baru dan 12.441 kematian dalam 24 jam terakhir. Angka kematian keseluruhan kini telah mencapai lebih dari 3 juta.
“Ada peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kasus dan kematian di seluruh dunia. Jumlah kasus baru per minggu hampir dua kali lipat selama dua bulan terakhir. Ini mendekati tingkat infeksi tertinggi yang kami lihat sejauh ini selama pandemi," kata Tedros dalam pertemuan virtual dengan Organisasi Perdagangan Dunia juga PBB dikutil dari Anadolu Agency.
Lonjakan kasus positif paling parah terjadi di India selama dua pekan terakhir. Hari ini, negara tersebut kembali melaporkan penambahan infeksi harian lebih dari 200 ribu dan angka kematian di atas seribu. Sementara peningkatan kematian per hari paling banyak dilaporkan Brasil dengan jumlah di atas 3 ribu jiwa.
Menurut Tedros, menyebarnya varian baru virus corona yang mampu menular lebih cepat jadi salah satu penyebab lonjakan kasus terjadi. Selain itu, penggunaan masker yang tidak konsisten, kewaspadaan masyarakat yang mereda terlalu cepat, kelelahan populasi dengan batasan sosial, dan ketidakadilan terhadap cakupan vaksin termasuk faktor penyebab lonjakan tersebut.
“Ekuitas vaksin adalah tantangan zaman kita. Dan kami gagal," Tedros memperingatkan.
Dia mengatakan bahwa lebih dari 832 juta dosis vaksin telah diberikan secara global, tetapi lebih dari 82 persen diberikan ke negara-negara berpenghasilan tinggi atau menengah ke atas. Sementara negara-negara berpenghasilan rendah hanya menerima 0,2 persen.
“Rata-rata, di negara berpenghasilan tinggi, lebih dari satu dari empat orang telah menerima vaksin. Di negara berpenghasilan rendah hampir satu dari 500,” ujarnya.
“Distribusi vaksin yang tidak adil bukan hanya kemarahan moral, tetapi juga merugikan diri sendiri secara ekonomi dan epidemiologis," tambahnya.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: Ruang ICU di Brasil Dipenuhi Orang Muda
Ia mengingatkan agar dunia tidak mengulangi kesalahan masa lalu, seperti ketika wabah HIV muncul 40 tahun lalu. Obat antiretroviral yang menyelamatkan hidup dikembangkan, tetapi lebih dari satu dekade berlalu sebelum orang miskin dunia akhirnya bisa turut mendapat akses ke pengobatan HIV.
Ketika pandemi H1N1 merebak pada 12 tahun yang lalu juga vaksin dikembangkan dan disetujui, tetapi pandemi itu baru berakhir begitu masyarakat miskin dunia mendapat akses.
“Untuk alasan inilah WHO dan mitra kami menciptakan Access to Covid-19 Tools Accelerator dan pilar vaksin COVAX untuk mencegah hal yang sama terulang kembali. Kita tidak boleh melakukan kesalahan yang sama," tegas Tedros.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis