Suara.com - Pada 2019 lalu, seorang gadis Inggris yang dikenal sehat dan bugar berusia 19 tahun ditemukan meninggal mendadak dalam tidurnya. Sontak kabar tersebut menganggetkan tak hanya pihak keluarga dan kerabat, tapi juga publik Inggris.
Tak lama, perempuan bernama Lauren Mead itu didiagnosis meninggal dunia karena SADS atau Sudden Arrhythmia Death Syndromes (Sindrom Kematian Aritmia Mendadak).
Dikutip Suara.com dari Daily Mail, setidaknya terdapat 500 kasus SADS di Inggris setiap tahun. Dan yang mengejutkan, paska kematian Lauren pada Oktober 2019 lalu, tercatat rerata ada 12 kematian akibat SADS di Inggris setiap minggu.
Menurut laman SADS Foundation, setidaknya ada tiga tanda bahaya sebelum SADS terjadi. Tiga tanda itu adalah;
- Adanya riwayat keluarga kematian mendadak yang tidak terduga dan tidak dapat dijelaskan di bawah usia 40 tahun.
- Pingsan atau kejang saat berolahraga, gembira atau kaget.
- Nyeri dada yang konsisten atau tidak biasa dan atau sesak napas selama berolahraga.
SADS umunya disebabkan oleh masalah 'aritmia ventrikel', yaitu gangguan ritme jantung. Kejadian ini dapat menyerang pada usia berapa pun dan bahkan dapat memengaruhi mereka yang dikenal bugar dan atletis.
Terkadang SADS muncul tanpa peringatan dan tanda-tanda lainnya, tetapi dalam banyak kasus, korban kerap mengalami pusing atau pingsan yang sering kali dipicu oleh stres fisik atau emosional.
Dalam kasus laiunnya, SADS bisa disebabkan oleh kelainan genetik dalam keluarga, sementara dalam kasus lainnya SADS mungkin disebabkan oleh kondisi tertentu.
Sekitar satu dari empat kasus SADS diperkirakan disebabkan oleh serangkaian kondisi yang disebut kanalopati ion, kondidi yang memengaruhi fungsi listrik jantung tanpa merusak struktur jantung. Namun sayangnya, masalah ini hanya dapat dideteksi saat seseorang masih hidup saja.
Prevalensi kejadian SADS tidak sepenuhnya diketahui karena banyak kematian mendadak yang diakibatkan oleh kecelakaan, tetapi penelitian menunjukkan bahwa SADS merenggut sekitar 500 nyawa setiap tahun di Inggris.
Baca Juga: Tidur Seranjang dengan Orangtua, Bayi Ini Mati Tertindih Bantal
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci