Suara.com - Setiap orang tentu ingin merasa bahagia. Tapi karena kondisi tertentu, seseorang bisa sedih bahkan merasa hidup tak ada artinya.
Padahal menurut psikolog, secara alami manusia bisa menciptakan rasa bahagianya sendiri.
Psikolog klinis Tara de Thouars, BA, M.Psi, Psi., mengatakan bahwa rasa bahagia memang tidak muncul secara otomatis. Justru perasaan bahagia merupakan sesuatu yang harus diusahakan dan lakukan agar bisa merasakannya.
"Karena tubuh manusia tidak didesain untuk menerima happy, tapi survive. Itu sebabnya kebanyakan orang lebih fokus ke negatif dan positif. Memang kita harus mengusahakan membuat pilihan baik, supaya bisa tetap happy," kita Tara dalam webinar bersama Walls Happy Hour, Senin (19/4/2021).
Menurut Tara, manusia selalu memiliki dua pilihan yang bisa dilakukan ketika merasa hidupnya terpuruk. Antara meratapi nasib dengan bersedih hati atau membuat pilihan lain yang lebih baik.
Ia mencontohkan, ketika pandemi Covid-19 membuat keadaan berubah dan sulit bertemu dengan orang lain.
Siapa pun punya pilihan untuk meratasi situasi dengan mengutuk pandemi atau mencari cara lain agar tidak bosan hanya di rumah juga tetap bisa berkumpul dengan orang lain meski secara virtual.
Melakukan hobi atau belajar hal baru yang menyenangkan juga bisa dilakukan untuk memancing rasa bahagia itu muncul.
Pada dasarnya, menurut Tara, manusia akan selalu mampu beradaptasi dengan keadaan dan menemukan kebahagiaan yang dibutuhkan.
Baca Juga: Hito dan Felicya Periksa Kehamilan : Detak Jantungya Bikin Hati Meleleh
"Sekarang juga jangan lupa kita sudah memasuki masa next normal. Apapun happy choices yang sudah dibuat dan memberikan manfaat, mudah-mudahan bisa dipertahankan. Karena pada akhirnya happiness choice penting sekali," ucapnya.
Berita Terkait
-
Psikolog Lita Gading Sentil Nikita Mirzani Live Jualan dari Rutan: Apa Bedanya dengan di Luar?
-
Aneh Tapi Nyata: Memeluk Pohon Ternyata Bisa Bikin Kita Lebih Sehat dan Bahagia
-
Telur Ayam Bahagia Penuh Gizi, Hasil Ketulusan Perempuan KWT Sumber Rejeki
-
Bahagia demi Like: Drama Sunyi Remaja di Balik Layar Ponsel
-
Bukan Cuma Obat Galau! 4 Fakta Kenapa Cokelat Bisa Bikin Kamu Bahagia dan Jatuh Cinta
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda