Suara.com - Migrain adalah suatu kondisi medis yang biasanya menyebabkan sakit kepala hebat, ditandai dengan rasa sakit yang berdenyut-denyut di salah satu atau kadang-kadang, di kedua sisi kepala.
Migrain juga dapat menyebabkan mual, muntah dan kepekaan terhadap cahaya terang, dan suara desibel tinggi. Lalu, benakah stres dapat menyebabkan migrain?
Yang lebih buruk adalah gejala migrain dapat terjadi kapan saja, berlangsung antara beberapa menit hingga beberapa jam. Itu bisa terbukti menjadi penghalang dalam kehidupan kita sehari-hari.
Serangan migrain akibat stres
Dilansir melalui Healthshots, stres adalah salah satu penyebab migrain yang paling umum, dan muncul sebagai pemicu pada beberapa individu yang mengeluhkan sakit kepala. Sesuai penelitian yang diterbitkan oleh National Library of Medicine, tingkat stres yang tinggi dilaporkan pada pasien migrain, terutama pada mereka yang menderita migrain harian kronis.
Faktor stres yang menyebabkan migrain dapat bersifat endogen (misalnya hormon), eksogen (misalnya, stres fisik seperti cahaya terang) atau bahkan stres psikologis (misalnya mendekati tenggat waktu pengiriman di tempat kerja).
Selain itu, penyebab stres juga bisa berasal dari fisiologis seperti siklus menstruasi pada wanita. Pada dasarnya, ketika frekuensi atau tingkat keparahan faktor-faktor yang memicu stres ini meningkat, respons adaptif pelindung (respons allostatis) yang mempertahankan keadaan stabil untuk otak menjadi terlalu sering digunakan dan tidak diatur.
Oleh karena itu, 'penggunaan berlebihan' otak ini dapat mengubah jaringan otak baik secara fungsional maupun struktural, menyebabkan serangan migrain.
Mengelola stres untuk mengurangi risiko terkena serangan migrain
Baca Juga: Pola Makan Salah Bisa Picu Sakit Kepala Migrain, Ini 5 Pemicunya!
Meskipun tidak ada pendekatan satu ukuran untuk semua, Anda dapat menerapkan praktik manajemen stres yang efektif untuk menghindari risiko menderita gejala yang menyiksa, yang disebabkan oleh migrain.
Tidur yang cukup akan meningkatkan tingkat energi dan membuat Anda tidak mudah tersinggung dan kewalahan. Mendengarkan musik juga membantu, karena memperlambat denyut nadi dan detak jantung, sehingga menurunkan tekanan darah, dan menurunkan kadar hormon stres.
Teknik lain termasuk berolahraga dan sesuai dengan anjuran Harvard Health Publishing. Latihan mengurangi kadar hormon stres tubuh, seperti adrenalin dan kortisol. Ini juga merangsang produksi endorfin, bahan kimia di otak yang merupakan penghilang rasa sakit alami tubuh dan pengangkat suasana hati.
Pola makan yang sehat dapat mengurangi tingkat stres, terutama jika seseorang memasukkan sayuran berdaun yang dapat memberikan vitamin yang diperlukan, seperti vitamin K yang membantu melindungi Anda.
Meditasi adalah teknik lain untuk mengelola stres, karena dikenal untuk membantu individu tidur lebih nyenyak dan mengatasi beberapa gejala, yang terkait dengan gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
Oleh karena itu, manajemen stres akan membantu Anda melawan migrain, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, dan fungsi mental.
Berita Terkait
-
Saat Medsos Jadi Cermin Kepribadian: Siapa Paling Rentan Stres Digital?
-
10 Kebiasaan Buruk yang Sering Jadi Cara Keliru Atasi Stres
-
Bukan Cuma Capek Biasa: Kenali Tanda-tanda 'Burnout' Sebelum Terlambat
-
Trekking Jadi Gaya Hidup: Sandal Ini Siap Temani Petualangan Urban dan Alammu!
-
Curhat Pilu Mongol Stres, Uang Rp 53 Miliar Lenyap Dipinjam Cagub Korup dan Takut Ikut Diciduk KPK
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?