Suara.com - Seorang wanita bernama Sam (24) asal Boston, Massachusetts, mengalami menstruasi lima hari lebih awal dari biasanya setelah menerima vaksin Covid-19 Pfizer. Darah yang keluar pun lebih berat dari sebelumnya dan disertai dengan perubahan emosi yang meluap.
"Saya hanya ingin menangis dan berpikir, 'apa yang salah denganku'," kata Sam, dilansir dari Insider.
Awalnya Sam tidak berpikir vaksin dan menstruasi yang datang lebih awal saling berhubungan. Tetapi ketika ia mencarinya di Google, beberapa artikel menulis hal tersebut.
Sam pun membacanya dan menyadari bahwa ia bukan satu-satunya orang yang mengalaminya.
Wanita lain mengatakan mereka mengalami sakit kram parah, perubahan haid pada orang yang sedang KB hormonal, serta perasaan seperti haid padahal orang tersebut sudah menopause.
Vaksin Covid-19 memang memengaruhi jenis kelamin secara berbeda, wanita cenderung mengalami efek samping yang leih parah dan tampaknya punya risiko penggumpalan darah langka lebih tinggi pada kasus vaksin AstraZeneca dan vaksin Johnson & Johnson.
Namun, para ahli mengatakan belum ada cukup bukti bahwa vaksin menyebabkan perubahan dalam siklus menstruasi. Ini juga bisa dikaitkan dengan respons stres tubuh terhadap vaksin atau pandemi virus corona, atau hanya kebetulan.
"Kurangnya data mengenai siklus menstruasi dan vaksin ini menyebalkan. Mengetahui tentang ketidakteraturan menstruasi sama pentingnya dengan mengetahui tentang demam," kata obgyn Jen Gunter.
Itu sebabnya, sekarang dua peneliti wanita yang juga mengalami perubahan menstruasi setelah vaksinasi sedang mencari tahu apakah dan bagaimana kasus ini terjadi.
Baca Juga: Usai Pedagang Dapat Dosis Vaksin Covid-19 Kedua, Tanah Abang Ramai Lagi
"Survei kami tidak dapat memberi tahu kami apa pun tentang prevalensi atau jumlah orang yang terpengaruh," kata rekan penulis studi Katharine Lee, sarjana penelitian postdoctoral di Washington University School of Medicine.
"Apa yang dapat kami lakukan adalah mencari asosiasi dan tren untuk mengarahkan apa pun yang akan menjadi studi selanjutnya," sambungnya.
Stres bisa menyebabkan perubahan siklus menstruasi
Stres dapat memengaruhi menstruasi karena mengganggu cara otak mengontrol hormon yang menjaganya tetap teratur.
"Tubuh perlu stres agar antibodi diproduksi, dan siklus menstruasi sangat bergantung pada stres. Ini mungkin juga terjadi pada vaksin lain," kata obgyn Kelly Culwell dari San Diego.
Gunter juga menduga perubahan haid ini terkait dengan bagaimana respon kekebalan tubuh memengaruhi endometrium, atau lapisan rahim yang menebal saat menstruasi.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci