Suara.com - Para dokter penyakit menular meyakinkan bahwa jika tingkat antibodi turun dalam beberapa bulan setelah vaksinasi, sistem kekebalan masih bersifat rumit dan kuat. Anda akan tetap terlindungi dengan baik dari varian baru dengan risiko lebih rendah untuk terinfeksi, membutuhkan rawat inap, dan kematian.
Melansir dari Healthline, orang yang divaksinasi tidak perlu terlalu khawatir tentang varian yang diketahui saat ini. Data dari uji klinis vaksin dan bukti dunia nyata menunjukkan bahwa bahkan dalam menghadapi berbagai varian, vaksin virus corona dapat mencegah infeksi dan secara drastis mengurangi kemungkinan orang terkena penyakit parah.
Penelitian terbaru dari Pfizer mengamati 44.000 orang di seluruh dunia termasuk orang di Afrika Selatan yang sebagian besar terpapar varian B.1.351.
Mereka menemukan bahwa vaksin tersebut tetap 100 persen efektif melawan penyakit parah dan kematian.
Data dunia nyata juga menunjukkan bahwa vaksin Pfizer tahan terhadap varian B.1.1.7, yang pertama kali terdeteksi di Inggris.
Bahkan di daerah di mana B.1.1.7 jadi varian yang dominan. Pfizer 97 persen efektif melawan gejala Covid-19, rawat inap, dan kematian.
Bukti menunjukkan bahwa hal yang sama berlaku untuk vaksin Moderna, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson.
Uji klinis vaksin Johnson & Johnson dilakukan di Afrika Selatan dan Brasil yang didominasi oleh varian B.1.351 dan varian P.1.
Meskipun vaksin Johnson & Johnson secara keseluruhan kurang efektif melawan penyakit ringan dan sedang di Afrika Selatan dan Brasil, suntikan satu dosis itu masih memberikan perlindungan yang kuat terhadap kebutuhan rawat inap dan kematian.
Baca Juga: Jelang Olimpiade, Jepang Bangun Pusat Vaksinasi Massal di Kota Tokyo
Kesimpulan utamanya adalah bahwa vaksin bekerja dengan baik melawan varian, terutama dalam hal mencegah penyakit parah dan kematian.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
Pilihan
-
Dokter Lulusan Filsafat yang 'Semprot' DPR Soal Makan Gratis: Siapa Sih dr. Tan Shot Yen?
-
Gile Lo Dro! Pemain Keturunan Filipina Debut Bersama Barcelona di LaLiga
-
BCA Mobile 'Tumbang' di Momen Gajian, Netizen Mengeluh Terlantar Hingga Gagal Bayar Bensin!
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
Terkini
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak