Suara.com - Pada dasarnya, kulaitas tidur memang berefek pada kesehatan secara keseluruhan. Mulai dari waktu tidur hingga poisisi tidur memiliki pengaruh pada kesehatan.
Melansir dari Healthshots, seseorang mungkin memiliki posisi tidur yang menetap dalam jangka waktu lama. Sayangnya, tidur dalam satu posisi dalam jangka waktu yang lebih lama dapat menyebabkan gangguan kesehatan, mulai dari nyeri tubuh hingga sleep apnea. Kebanyakan orang tidur dengan terlentang atau tengkurap, mana yang paling baik?
Posisi tidur tengkurap sendiri mungkin membuat Anda gelisah dan berguling-guling untuk merasa nyaman. Posisi ini juga bisa membebani tulang belakang, leher, bahu, dan punggung bawah Anda. Dalam kasus mulas atau asam lambung, berbaring telungkup dapat menyebabkan gejala kambuh karena asam dari perut dapat mengalir ke kerongkongan saat Anda berbaring.
Tidur tengkurap juga dikaitkan dengan perkembangan kerutan dini akibat menekan wajah ke bantal dalam jangka waktu yang lama.
Sesuai penelitian yang diterbitkan oleh National Library of Medicine, tidur tengkurap dapat menyebabkan gerakan pernapasan tulang rusuk membutuhkan lebih banyak energi karena kebutuhan untuk mengangkat tubuh melawan gravitasi. Oleh karena itu, bayi, ibu hamil, dan orang dewasa lanjut usia disarankan untuk menghindari tidur tengkurap karena membutuhkan tenaga ekstra untuk bernapas dan kurangnya kelenturan pada sumsum tulang belakang akibat tidur dalam posisi ini.
Meskipun tidur tengkurap memiliki banyak kekurangan, posisi ini berguna adalah dalam hal mengurangi risiko mendengkur dan apnea tidur.
Posisi tidur terlentang adalah posisi paling optimal untuk meredakan nyeri punggung dan bahu. Posisi ini mendistribusikan bobot ke seluruh tulang belakang dan mempertahankan lekukan alami tulang belakang. Keuntungan utama dari posisi ini adalah bagus untuk kesejajaran tulang belakang karena meniru postur Anda saat Anda berdiri tegak.
Namun, meskipun ini adalah posisi terbaik bagi orang-orang dengan masalah sakit punggung, tidur terlentang dapat memperburuk masalah mendengkur dan apnea tidur. Tidur telentang dapat menyebabkan otot tenggorokan jatuh ke belakang dan menghalangi aliran udara yang lancar, sehingga menyebabkan masalah mendengkur dan apnea tidur.
Untuk menentukan yang terbaik, maka pilihlah posisi tidur yang sesuai dengan kondisi Anda. Tidur dengan berubah poisisi antara tengkurap dan terlentang mungkin menjadi pilihan yang lebih baik.
Baca Juga: Pola Tidur Buruk Tingkatkan Risiko Infeksi Virus Corona Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis