Suara.com - Pemerintah Indonesia punya ambisii menurunkan prevalensi perokok anak, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2014-2019 untuk menurunkan perokok anak dari 7,2 persen di 2013 menjadi 5,4 persen di 2019.
Namun mirisnya, bukannya menurun data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi perokok anak usia 10 hingga 18 tahun meningkat menjadi 9,1 persen.
Melihat data ini Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat, Ir. Doddy Izwardy, MA memastikan tidak ada perubahan atau penurunan prevalensi perokok anak, alias program yang dijalankan gagal.
"Jadi tidak terjadi perubahan prevalensi merokok, berarti upaya yang seluruh kita lakukan, stuck (macet tidak ada ada perubahan), jadi gagal," terang Doddy dalam acara Pemanfaatan Pajak Rokok Daerah (PRD), Kamis (29/4/2021).
Menurut Doddy, dari data yang ia dapat dan pelajari sejak 2007 hingga 2018 tidak ada perubahan penurunan prevalensi perokok Indonesia, termasuk perokok anak.
Ia juga menyoroti kebijakan yang selama ini diambil pemerintah tidak efektif, khususnya tiga faktor yang sangat mempengaruhi kesuksesan program yang dijalankan.
Tiga faktor itu adalah integrasi dan secara bersama bersinergi antar lembaga untuk bersama mencapai target yang ditetapkan.
"Bagaimana integrasi dan mensinergi, ini belum kelihatan. Pada saat kita bicara di hulu, supply rokok semakin ditingkatkan, jadi pelaku rokoknya usianya semakin muda," ungkap Doddy.
Faktor lainnya ialah Doddy menemukan usia perokok pemula semakin belia, atau semakin muda sehingga nampak data menunjukkan jika perokok anak semakin meningkat.
Baca Juga: NgabubuTips: Ini 5 Bahan Alami yang Bisa Usir Bau Rokok di Kabin Mobil
Sehingga faktor yang harusnya diperkuat adalah pencegahan, bagaimana anak diarahkan untuk jangan sampai menjadi perokok yang akhirnya berujung kecanduan merokok.
"Jadi faktor meningkat harus ada kebijakan, baik itu dari pusat pemerintah daerah harus perhatikan, bagaimana peningkatan usia perokok ini, terjadi angka yang wajib diwaspadai," pungkas Doddy.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?