Suara.com - Seorang balita mengalami gagal ginjal setelah mengonsumsi kotoran burung camar ketika bermain di taman. Akibatnya, balita asal Amlwch di Anglesey, Wales, Inggris pun harus menjalani perawatan medis selama 19 hari.
Selama 19 hari itu, balita bernama Jaydon Pritchard membutuhkan perawatan dialisi dan sampai sekarang pun masih belum membaik.
Balita itu didiagnosis telah terinfeksi bakteri e. coli yang bisa menyebabkan kram perut parah, diare berdarah dan muntah. Seseorang bisa tertular bakteri itu dari makanan atau air yang terkontaminasi.
"Para dokter mendiagnosisnya dengan gagal ginjal dan memberi tahu kami kalau Jaydon keracunan bakteri e. coli setelah menelan kotoran burung camar," kata kakek Jaydon, Arwel Pritchard dikutip dari The Sun.
Sebelumnya, Jaydon mulai menunjukkan tanda-tanda tidak sehat selama 2 hari. Kemudian, orangtuanya langsung membawa Jaydon ke rumah sakit.
Saat itu, dokter di Ysbyty Gwynedd menduga Jaydon terinfeksi virus. Ia hanya memeriksa, memberinya obat dan memintanya pulang. Jaydon tanggal bersama kakek, nenek serta ibunya Tiffany.
Tapi, Arwel mengatakan esok harinya Jaydon justru tidak melakukan aktivitas apapun selain tidur karena kesakitan. Kemudian, mereka memeperhatikan kondisi tak biasa pada Jaydon esok harinya.
Mereka pun segera memanggil ambulans, tetapi Jaydon mengalami 4 serangan lagi sebelum akhirnya tiba di rumah sakit. Setelah dilarikan ke Ysbyty Gwynedd, tim dari Rumah Sakit Anak Alder Hey di Liverpool dikirim untuk menjemput Jaydon dalam beberapa jam.
Dalam banyak kasus, orang membutuhkan waktu seminggu untuk sembuh dari infeksi bakteri e. coli. Tetapi, beberapa bakteri e. coli menghasilkan racun yang bisa menyebabkan penyakit parah.
Baca Juga: Suntik Insulin Tingkatkan Risiko Kematian Covid-19 pada Pasien Diabetes
Terkadang, kasus e. coli yang oarah bisa menyebabkan bentuk gagal ginjal yang mengancam jiwa. Kondisi ini disebut dengan sindrom uremik hemolitik.
Bakteri bersarang di saluran pencernaan dan menghasilkan racun yang masuk ke dalam darah. Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, racun ini menghancurkan sel darah merah dan memantau sistem penyaringan ginjal.
Karena infeksi bakteri tersebut, Jaydon harus dirawat menggunakan mesin dialysis yang menyaring limbah dan cairan dari tubuh ketika ginjal tak berfungsi. Ia juga menerima transfusi darah selama di rumah sakit.
Seiring waktu, tubuh Jaydon pun mulai berubah kuning. Tapi sekarang, kondisi Jaydon mulai membaik setelah menjalani perawatan medis beberapa minggu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!