Suara.com - Tes antibodi kini semakin marak dilakukan usai mendapatkan vaksinasi COVID-19. Padahal menurut pakar, tes antibodi tidak boleh dilakukan sembarangan.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mendorong penggunaan alat pengukur kadar antibodi setelah imunisasi COVID-19 yang aman, efektif dan merupakan produk buatan Indonesia.
"Untuk mengetahui bahwa kadar antibodi yang terbentuk itu sudah cukup atau belum itu maka perlu ditentukan cara mengukurnya," kata Wiku dalam seminar virtual (webinar) Mengukur Imunitas Pascavaksinasi: Urgensi dan Manfaat, Jakarta, Selasa.
Selain tiga kriteria tersebut, Wiku menuturkan ada kriteria lain sebagai pertimbangan pemilihan alat ukur antibodi setelah imunisasi COVID-19 yakni alat ukur bekerja dengan cepat dan dapat dibeli dengan harga terjangkau.
Kemudian, alat ukur antibodi tersebut dapat diciptakan dan diproduksi dengan memberdayakan peneliti dan industri Indonesia. Kebutuhan untuk alat mengukur kadar antibodi diharapkan dapat dipenuhi dari dalam negeri sehingga mendukung kemandirian bangsa dan mengurangi ketergantungan impor.
"Kalau bisa produk buatan Indonesia dan memberdayakan industri lokal, ini semuanya berkaitan dengan kemandirian bangsa," tuturnya.
Wiku mengatakan orang yang sudah diberi dosis vaksin lengkap akan membentuk kekebalan berupa antibodi terhadap virus secara spesifik. Kadar antibodi yang terbentuk diukur sebagai parameter kekebalan individu.
"Antibodi ini menghambat virus menyerang tubuh," ujar Wiku.
Wiku menuturkan gold standard untuk mengukur imunitas adalah dengan Plaque reduction Neutralization Test (PRNT).
Baca Juga: Persiapan Maha Vihara Maitreya di Sumut Jelang Perayaan Waisak 2021
Menurut Gruyter (2021), waktu pengukuran kadar imunitas individu harus dilakukan secara berkala yakni tujuh hari dan 14 hari setelah vaksin terakhir, dan periodik hingga 6-8 bulan.
Pada acara yang sama, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza mengatakan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19) yang dibentuk BPPT melalui kerja sama dengan mitra dan lintas institusi berhasil menciptakan alat pengukur kadar antibodi kuantitatif setelah imunisasi COVID-19.
"Hasil dari pengukuran ini akan menjadi satu bagian yang penting terhadap evaluasi kita untuk membentuk herd immunity (kekebalan kelompok)," tutur Hammam.
Melalui TFRIC-19, BPPPT bersama mitra seperti PT Bio Farma dan pakar biomedik berhasil menciptakan perangkat tes antibodi itu dengan berbasis immunofluorescence assay (IFA). Alat tersebut ditargetkan sudah bisa digunakan mulai Juni 2021.
Keberadaan produk tersebut diharapkan dapat mendukung upaya pemeriksaan kekebalan tubuh setelah program vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pemerintah. Produk itu akan menjadi satu kebutuhan penting dalam rangka mengecek kadar antibodi yang terbentuk cukup atau tidak melawan infeksi virus penyebab COVID-19, atau apakah justru seseorang memerlukan booster untuk membentuk antibodi yang dibutuhkan. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja