Suara.com - Lancarnya periode menstruasi atau haid jadi hal yang penting bagi perempuan karena kerap jadi cerminan sehatnya sistem reproduksi.
Tapi beberapa perempuan yang mengalami kenaikan berat badan, merasa siklus haidnya tidak lancar. Benarkah keduanya berhubungan?
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dr. Gita Pratama, Sp.OG-KFER, M.RepSc membenarkan kenaikan berat badan bisa mempengaruhi siklus haid jadi tidak lancar.
"Pasti (berpengaruh), tetapi ini tidak berlaku pada semua orang, artinya ada saja," ujar dr. Gita dalam acara diskusi Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) Group beberapa waktu lalu.
Namun fenomena ini tidak dialami semua orang, kata dr. Gita ada beberapa perempuan yang mengalami kenaikan berat badan, namun periode haid yang tetap lancar.
"Bahkan kalau menikah gampang punya anak," katanya.
Hal yang harus jadi perhatian, bila perempuan tersebut mengalami dugaan kelainan atau gangguan pada ovulasi yang dikenal dengan istilah polycystic ovary syndrome atau PCOS.
Kondisi PCOS ini jadi kendala besar program kehamilan, karena sperma tidak bisa membuahi sel telur, karena karena terjadinya ovulasi. Tapi menurut dr. Gita tidak semua perempuan gemuk pasti akan mengalami PCOS.
"Jadi nggak semua orang gemuk itu PCOS, jadi ada perempuan tertentu 10 sampai 15 persen, nggak semua perempuan itu memiliki genetik PCOS. Jadi kalau kenaikan berat badan tapi dia bukan penderita PCOS, biasanya haidnya teratur saja," pungkas dr. Gita.
Baca Juga: Menstruasi Rutin dan Teratur Jaminan Gampang Hamil, Mitos atau Fakta?
Sementara itu mengutip Alodokter, menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah kenaikan berat badan bisa mempengaruhi keseimbangan hormon, salah satunya hormon produksi seperti estrogen.
"Kelebihan lemak pada orang yang bertubuh gemuk bisa memiliki efek menyerupai hormon estrogen. Sedangkan, kelelahan bisa meningkatkan produksi hormon stres (cortisol)," papar dr. Nadia
"Kedua kondisi ini bisa menyebabkan regulasi hormon yang mengatur menstruasi (seperti hormon estrogen, progesteron, FSH, LH, dan GnRH) menjadi terganggu, hingga menstruasi pun menjadi tidak beraturan," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online