Suara.com - Jumlah kepemilikan alat pengukur tekanan darah atau blood pressure monitor (BPM) di Indonesia masih sangat rendah.
Kepemilikan alat medis yang kerap disebut alat tensi darah itu masih di angka 0,6 persen, yang umumnya hanya dimiliki pasien hipertensi.
Tapi dari angka itu, masih banyak masyarakat yang belum mampu membaca angka pada alat tensi, di mana seseorang mengalami hipertensi atau tidak.
Dokter Spesialis Jantung dan dan Pembuluh Darah, dr. Badai Bhatara Tiksnadi mengatakan ada perbedaan antara pengukuran tekanan darah di klinik dengan di rumah.
"Walaupun panduannya belum establish, pengukuran tekanan darah yang di rumah itu dikurangi 5 dari pengukuran di klinik. Sehingga kalau di klinik 140/90 mmHg normalnya, maka di rumah 135/90 mmHg," jelas Badai dalam konferensi pers OMRON, Jumat (4/6/2021).
Badai menambahkan apabila tekanan darah di klinik menunjukkan lebih dari 140/90 mmHg dan di rumah lebih dari 135/90 mmHg, maka seseorang tersebut dikategorikan sebagai hipertensi.
Kata Badai, ini hanya panduan berdasarkan kategori tekanan darah normal maksimal 140/90 mmHg atau 135/90 mmHg. Lebih dari itu, maka berapapun angkanya, sudah dianggap sebagai hipertensi.
Namun Badai melanjutkan, ada angka yang menunjukkan tekanan darah sangat sehat, yaitu kondsi saat tubuh bisa bekerja optimal apabila tekanan darahnya di bawah 130/90 mmHg di klinik dan di rumah idealnya 115/90 mmHg.
"Kalau di klinik normal tinggi 130/90 mmHg hingga 140/90 mmHg. Kalau di rumah diasumsikan 125/90 mmHg hingga 135/90 mmHg masih masuk normal, tapi sudah mendekati batas," pungkas Badai.
Baca Juga: Hanya 0,6 Persen Pasien Hipertensi di Indonesia yang Punya Alat Tensi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda