Suara.com - Dokter anak ingatkan dua masalah kesehatan terkait berat badan yang bisa dialami bayi. Dua masalah itu bisa terjadi jika pola makan anak tidak benar.
"Masalahnya antara kurang (berat badan) atau kelebihan berat badan," kata dokter spesialis anak dr. Andreas, Sp.A., saat siaran langsung Instagram bersama Mother and Baby, Selasa (8/6/2021).
Kekurangan berat badan pada bayi bisa terjadi jika pertambahan beratnya tidak sesuai dengan usia.
Dokter Andreas menjelaskan, kondisi tersebut bisa dipicu karena asupan tidak cukup, baik karena jumlah makanannya tidak cukup atau makan banyak tetapi nutrisinya tidak mencukupi bagi tubuh anak.
"Kalau anak aktif otomatis asupan nutrisinya juga harus lebih banyak," ucap dokter Andreas.
Berat badan kurang juga bisa disebabkan konstipasi atau sembelit. Anak yang mengalami konstipasi akan merasa perutnya penuh sehingga makannya sedikit atau bahkan tidak mau makan. Penyebab lainnya juga bisa karena alergi.
"Masalah alergi yang paling sering dilupakan orangtua. Alergi yang berlarut-larut dan tidak diatasi dengan baik ternyata mengganggu sistem penyerapan makanan di dalam saluran pencernaan."
"Ini memang seperti lingkaran setan, jadi karena alergi kekurangan jumlah probiotik di dalam saluran pencernaan menyebabkan saluran cerna tidak sehat penyerapan tidak baik. Otomatis berat badan juga enggak naik," paparnya.
Masalah kedua, yakni kelebihan berat badan. Anak bisa alami obesitas jika konsumsi makannya berlebihan.
Baca Juga: Fat Shaming Tidak Mendorong Perilaku Sehat, Justru Makin Meningkatkan Berat Badan
Menurut dokter Andreas, anak yang kelebihan berat badan erat kaitannya dengan orangtua yang sering memberikan cemilan yang terlalu tinggi gula.
Dokter Andreas menekankan bahwa Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) memang tidak melarang untuk memberikan anak cemilan manis. Asalkan dengan jumlah yang terbatas. Ia menyampaikan batasan konsumsi gula untuk anak adalah 2 gram per hari. Sedangkan untuk garam cukup 1 gram perhari.
"Gara-gara makanan manis, nanti dia jadi pilih-pilih makanan, sukanya makanan manis, pengennya harus ada cake, itu kita nyebutnya picky eater," jelasnya.
Ia menyarankan, jangan memberikan makanan yang tidak enak kepada anak. Artinya makanan harus berasa. Makanan enak bukan berarti harus yang manis. Prinsipnya, kata dokter Andreas, makanan untuk meningkatkan beray badan anak dengan sehat harus bergizi, bernutrisi, dan cita rasanya bisa dinikmati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif