Suara.com - Selama pandemi kebanyakan dari Anda bekerja atau sekolah di rumah. Dengan begitu, masih perlukah mandi setiap hari?
Melansir dari Bustle, Dr. Edison de Mello, MD, Ph.D., pendiri dan direktur klinik pria. dan kepala petugas medis dari Akasha Center for Integrative Medicine menyatakan bahwa tidak mandi di pagi hari memang tak masalah, namun tidak mandi seharian bisa bikin enggak nyaman.
"Tentu, jika Anda berkeringat, Anda bisa mengalami sedikit bau badan dan bau badan di sore hari. Meski begitu, mandi setiap hari tidak terlalu diperlukan," ujar dokter de Mello.
Meskipun tidak ada risiko kesehatan yang serius untuk saat enggak mandi, namun ada beberapa efek yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Rasio Perubahan Bakteri Baik dan Jahat Kulit
Mandi dapat meningkatkan rasio bakteri baik tubuh Anda yang membantu mencerna makanan serta melawan bakteri jahat. Jadi, ketika Anda melewatkan mandi, Anda membiarkan satu.
“Kita terpapar banyak bakteri sepanjang hari akibat tidak mandi, bakteri ini akan tetap berada di kulit Anda dan membuat Anda berisiko terkena berbagai jenis infeksi, termasuk infeksi kulit dan dada."” kata Dr. Aishah Muhammad, M.D., seorang dokter anak dan pelatih pribadi.
2. Lebih Mungkin Sakit
Saat Anda mandi, Anda membersihkan kuman yang Anda temui sepanjang hari termasuk yang dapat masuk ke tubuh Anda melalui mata, mulut, dan hidung dan membuat Anda sakit.
Baca Juga: Viral Nakes Bertanya: Kenapa Perempuan Tetap Ingin Tampil Cetar Saat Masuk Ruang Operasi?
“Dengan tidak mandi, Anda lebih mungkin memiliki sejumlah kuman berbeda di tangan dan wajah Anda,” kata Dr. Muhammad.
"Ini membuat Anda berisiko terkena flu atau infeksi karena serangga mungkin ada dan dapat membuat tubuh Anda melawan efeknya," imbuhnya.
3. Break Out di Kulit
Jika Anda tidak mandi secara teratur, kulit Anda bisa jadi berminyak yang kemudian menyebabkan noda dan jerawat. Meskipun kulit Anda tidak berkeringat, tapi tidak mandi membuat bakteri tidak hilang atau dibersihkan secara menyeluruh.
4. Bau Badan
Sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Microbiome menunjukkan bahwa bau badan tidak disebabkan oleh keringat, tetapi sebenarnya hasil dari gas yang dikeluarkan bakteri saat mereka mengonsumsi protein dan asam lemak tubuh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial