Suara.com - Kebanyakan kafein bukan hanya bikin melek tapi bisa memicu masalah mata Anda. Dalam hal ini sebuah studi baru menemukan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah besar setiap hari dapat meningkatkan risiko glukoma lebih dari tiga kali lipat.
Glaukoma sendiri merupakan bentuk kerusakan saraf mata yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan pada bola mata. Kondisi ini pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.
Melansir dari Healthsots, temuan ini telah diterbitkan pada jurnal Ophthamology. Penelitian disusun oleh para peneliti dar Icahn School of Medicine di Mount Sinai.
Kafein disebut berpengaruh pada peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang merupakan tekanan di dalam mata merupakan. Hal ini merupan faktor risiko integral untuk glaukoma.
“Kami sebelumnya menerbitkan karya yang menunjukkan bahwa asupan kafein yang tinggi meningkatkan risiko glaukoma sudut terbuka tegangan tinggi di antara orang-orang dengan riwayat penyakit ini dalam keluarga," kata pemimpin atau penulis studi, Louis R. Pasquale, MD, FARVO, Wakil Ketua Ophthalmology Penelitian untuk Sistem Kesehatan Gunung Sinai.
"Dalam penelitian ini kami menunjukkan bahwa hubungan buruk antara asupan kafein tinggi dan glaukoma terbukti ada, namun hanya di antara mereka yang memiliki skor risiko genetik tertinggi untuk peningkatan tekanan mata,” imbuhnya.
Para peneliti menemukan bahwa asupan kafein tinggi tidak terkait dengan peningkatan risiko TIO yang lebih tinggi atau glaukoma secara keseluruhan. Namun, di antara peserta yang secara genetik cenderung melalami peningkatan TIO, konsumsi kafein yang lebih besar dikaitkan dengan TIO yang lebih tinggi dan prevalensi glaukoma yang lebih tinggi.
Lebih khusus lagi, mereka yang mengonsumsi kafein harian dalam jumlah tertinggi kira-kira empat cangkir kopi memiliki TIO 0,35 mmHg lebih tinggi.
Selain itu, mereka yang berada dalam kategori skor risiko genetik tertinggi yang mengonsumsi lebih dari 321 miligram kafein setiap hari (3 cangkir kopi) memiliki prevalensi glaukoma 3,9 kali lipat lebih tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang tidak minum atau minum sedikit kafein.
Baca Juga: Zodiak Kesehatan Rabu 19 Mei 2021: Gemini, Jauhi Kafein Hari Ini
“Studi ini menunjukkan bahwa mereka yang memiliki risiko genetik tertinggi untuk glaukoma dapat mengambil manfaat dari memoderasi asupan kafein mereka. Perlu dicatat bahwa hubungan antara kafein dan risiko glaukoma hanya terlihat dengan sejumlah besar kafein dan pada mereka yang memiliki risiko genetik tertinggi,” kata rekan penulis Anthony Khawaja, MD, PhD, Associate Professor of Ophthalmology University College London. UCL) Institut Oftalmologi dan ahli bedah mata di Rumah Sakit Mata Moorfields.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa