Suara.com - Bagi Anda penikmat buah dan sayur, maka Anda berisiko lebih kecil mengalami Covid-19 parah daripada para pemakan daging. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang diterbitkan pada The BMJ Nutrition, Prevention and Health.
Melansir dari Independent, penelitian ini memeriksa data dari petugas kesehatan di enam negara termasuk Inggris. Penelitian ini menunjukkan bahwa vegetarian 73 persen lebih kecil kemungkinannya terkena virus corona, sementara pescatarian (tidak mengonsumsi daging tapi makan makanan laut) memiliki kemungkinan 59 persen lebih kecil terinfeksi Covid-19 parah daripada mereka yang makan daging merah dan putih.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pola makan rendah karbohidrat dan tinggi protein tampaknya terkait dengan peningkatan kemungkinan tertular penyakit sedang hingga berat.
Studi ini terdiri dari kuesioner berbasis web yang berusaha mengeksplorasi hubungan antara penyakit pernapasan dan pola makan. Studi diambil dari 2.300 peserta yang terinfeksi virus corona dan 568 yang memiliki.
Di antara mereka yang tertular Covid-19, 138 melaporkan gejala sedang hingga berat, sementara 430 mengatakan mereka hanya menderita penyakit ringan atau sangat ringan.
Di antara 568 responden yang melaporkan bahwa mereka sebelumnya pernah sakit, hanya 41 yang mengatakan mereka mengikuti pola makan nabati sementara hanya 46 yang jatuh sakit setelah menjalani pola makan nabati atau pescatarian.
"Di enam negara, pola makan nabati atau pola makan pescatarian dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih rendah dari Covid-19 sedang hingga berat," catat para peneliti.
"Pola makan ini dapat dipertimbangkan untuk perlindungan terhadap Covid-19 yang parah, pola makan nabati atau pescatarian adalah pola makan sehat, yang dapat dipertimbangkan untuk perlindungan terhadap Covid-19 yang parah," imbuh mereka.
Gunter Kuhnle, profesor nutrisi dan ilmu makanan di University of Reading, mengatakan bahwa sejak awal pandemi, ada banyak spekulasi tentang dampak pola makan terhadap risiko penyakit.
Baca Juga: Praktisi Kesehatan Sarankan Lampung Bentuk Sentra Vaksinasi Covid-19
"Studi ini mencoba menjawab pertanyaan ini, tetapi ada sejumlah batasan yang perlu dipertimbangkan. Studi ini sepenuhnya mengandalkan pelaporan diri, dan banyak data menunjukkan bahwa asupan makanan yang dilaporkan sendiri tidak dapat diandalkan," ujar Kuhnle.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining