Suara.com - Beberapa orang mungkin sedang berjuang dengan trauma yang mengganggu kesehatan mentalnya. Kondisi ini pasti tidaklah mudah, karena orang dengan pengalaman traumatis membutuhkan banyak dukungan dari orang sekitar.
Tapi, sebuah penelitian baru menemukan menulis apapun tentang hal-hal yang menyakitkan dan membuat trauma dalam kehidupan bisa membantu meningkatkan kesehatan mental.
Ada lebih dari 200 penelitian yang menunjukkan efek positif menuis hal-hal yang menyakitkan dan membuat trauma pada kesehatan mental seseorang.
Meskipun manfaat psikologisnya konsisten bagi banyak orang, para peneliti tidak sepenuhnya setuju bahwa menulis bisa membantu meningkatkan kesehatan mental.
Namun, satu teori menunjukkan bahwa memendam emosi bisa menyebabkan tekanan psikologis. Maka, masuk akal bila menulis bisa meningkatkan kesehatan mental seseorang karena memberikan rasa aman dan bebas untuk mengungkapkan emosi.
Penelitian terbaru dilansir dari Metro UK, mengungkapkan bahwa peningkatan kesadaran diri bisa menjadi langkah yang lebih baik untuk memperbaiki kesehatan mental daripada sekadar mengungkapkan emosi.
Intinya, kesadaran diri akan membantu mengalihkan perhatian dalam diri sendiri. Ketika seseorang mengalihkan perhatiannya ke dalam diri sendiri, seseorang akan menjadi lebih sadar akan sifat, perilaku, perasaan, keyakinan, nilai, dan motivasi diri sendiri.
Penelitian menunjukkan bahwa menjadi lebih sadar diri dapat memberikan banyak manfaat, seperti meningkatkan kepercayaan diri dan mendorong kita lebih mudah menerima orang lain.
Hal ini bisa mengarah pada kepuasan kerja yang lebih tinggi dan mendorong kita menjadi pemimpin yang lebih efektif. Selain itu, hal ini juga bisa membantu kita mengendalikan diri dan membuat keputusan yang lebih baik.
Baca Juga: Selain Lebih Menular, Virus Corona Varian Delta Berlipat Ganda dalam 2 Minggu
Menulis mungkin sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran diri karena dapat dipraktikkan setiap hari. Membaca ulang tulisan kita juga dapat memberi kita wawasan yang lebih dalam tentang pikiran, perasaan, perilaku, dan keyakinan kita.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!