Suara.com - Ekstrak sambiloto diklaim ampuh membantu melawan virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19. Tapi tentu saja, masyarakat perlu memerhatikan dosis dan ketentuan pengguaan herbal tersebut untuk pasien Covid-19.
Berdasarkan penelitian bio informatika, in vitro hingga uji klinik di Thailand, dalam ekstrak sambiloto terkandung senyawa aktif seperti andrographolide yang mampu menghambat virus SARS CoV 2 memperbanyak diri atau bereplikasi di dalam tubuh.
"Andrographolide dapat berikatan dengan protein virus SARS coV 2 dan melalui serangkaian mekanisme, mampu menghambat replikasi virus SARS CoV 2 serta mengurangi peradangan," ujar Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), dr. Inggrid Tania dalam keterangannya yang diterima suara.com, Selasa (29/6/2021).
Dokter Tania menambahkan ekstrak sambiloto yang diproduksi di Indonesia, aman dikonsumsi untuk anak usia 12 tahun ke atas dan orang dewasa untuk mencegah Covid-19. Adapun dosisnya yakni 2 x 2 kapsul atau 3 x 1 kapsul sehari.
Sedangkan ekstrak sambiloto untuk terapi komplementer atau pelengkap pengobatan pada pasien terkonfirmasi positif Covid-19, bisa diberikan minimal 3 x 2 kapsul sehari, atau maksimal 5 x 2 kapsul sehari.
"Pada orang dengan gangguan fungsi hati atau ginjal perlu ada penyesuaian dosis secara Individual," papar dr. Tania.
Ia menambahkan ekstrak sambiloto aman dikonsumsi sebelum dan sesudah makan. Tapi apabila punya masalah lambung seperti maag atau dispepsia, dr. Tania menyarankan ekstrak sambiloto diminum sesudah makan.
"Sesudah makan dengan berjarak satu sampai dua jam dengan obat konvensional (yang diberikan dokter), dan bisa dikonsumsi 8 hingga 16 minggu berturut-turut kemudian beri jeda 2 minggu," jelas dr.Tania.
Sehingga setelah 16 minggu atau 4 bulan ekstrak sambiloto dikonsumsi, bisa diberi jeda 2 minggu dihentikan sementara. Selanjutnya bisa diteruskan kembali dengan minimal konsumsi ekstrak sambiloto selama 8 hingga 16 minggu, begitu seterusnya.
Baca Juga: Pasien Corona Sebut Tidak Ada Tracing, Pejabat Dinkes Tanjungpinang: Jangan Salahkan Kami
Sedangkan orang dengan penyakit autoimun (kelainan sistem imun), ibu hamil dan menyusui sebaiknya tidak mengonsumsi ekstrak sambiloto.
Hati-hati juga pemakaian ekstrak sambiloto pada pasien yang mengonsumsi obat penurun gula darah atau tekanan darah.
"Sebab sambiloto bersifat menurunkan gula darah dan tekanan darah, karena ekstrak sambiloto bersifat mengencerkan darah. Lalu, disarankan menghentikan pemakaian ekstrak sambiloto 2 minggu sebelum pembedahan (menjalani operasi bedah)," pungkas dr. Tania.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien