Suara.com - Memukul anak saat mereka kecil bisa berdampak pada kesulitan perilaku. Hal ini dinyatakan dalam penelitian yang disusun oleh para peneliti di University College London.
Melansir dari Independent, para peneliti meninjau 20 tahun penelitian tentang topik tersebut. Mereka menemukan bahwa hukuman fisik tidak efektif dalam meningkatkan perilaku anak-anak, namun malah memperburuknya.
Penelitian yang diterbitkan pada The Lancet ini mengamati 69 studi dari seluruh dunia. Para peneliti menemukan bahwa hukuman fisik terhadap anak-anak meningkatkan risiko keterlibatan dengan layanan perlindungan anak. Mereka menunjukkan bahwa bahwa pukulan menyebabkan perilaku yang memburuk dari waktu ke waktu.
"Hukuman fisik secara konsisten memprediksi peningkatan jenis kesulitan perilaku ini," ujar Dr Anja Heilmann, profesor di departemen epidemiologi dan kesehatan masyarakat UCL dan penulis utama studi tersebut.
Studi ini menemukan bahwa hasil yang merugikan terjadi terlepas dari jenis kelamin anak, etnis atau gaya pengasuhan umum pengasuh mereka. Para peneliti tidak menemukan perbaikan pada perhatian anak-anak, kemampuan kognitif, hubungan dengan orang lain, reaktivitas terhadap stres, atau kompetensi sosial pada anak yang sering dipukul.
Penulis penelitian mengatakan temuan mereka menunjukkan bahwa seruan untuk memperkenalkan larangan hukuman fisik terhadap anak-anak diperlukan.
Jillian van Turnhout, salah satu penulis makalah dan mantan senator di parlemen Irlandia, mengatakan anak-anak perlu dilindungi dari hukuman fisik.
“Rumah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi anak-anak, namun di banyak negara, rumah bisa menjadikannya salah satu tempat paling tidak aman bagi mereka. Negara perlu melakukan semua yang mereka bisa untuk memastikan bahwa semua anak memiliki perlindungan yang sama dari segala bentuk bahaya, termasuk hukuman fisik,” kata Turnhour.
Baca Juga: Terdakwa Pemerkosa Anak Kandung Divonis 20 Tahun Bui, Plus Dikebiri!
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
-
Bukan Cuma Joget! Kenalan dengan 3 Influencer yang Menginspirasi Aksi Nyata untuk Lingkungan
-
Heboh! Rekening Nasabah Bobol Rp70 Miliar di BCA, OJK dan SRO Turun Tangan, Perketat Aturan!
-
Emiten Sejahtera Bintang Abadi Textile Pailit, Sahamnya Dimiliki BUMN
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan