Suara.com - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM Darurat berlangsung sejak 3 Juli 2021, dengan disekatnya sejumlah akses dan jalan di kota-kota besar pulau Jawa dan Bali.
Padahal menurut pakar epidemiologi Masdalina Pane, penyekatan jalan bukanlah cara efektif mencegah penularan virus Corona penyebab Covid-19.
"Apakah program pembatasan mobilitas efektif (mengedalikan covid-19 -red)? Enggak. Kalau untuk sementara mungkin bermanfaat hanya bagi mereka yang mobilitasnya tinggi, untuk menghambat penularan," paparnya dalam FGD Suara.com dengan tema PPKM Darurat Apakah Hanya Sekadar Memaksa Warga Diam di Rumah, Kamis (15/7/2021).
"Tapi kalau program utama pengendaliannya tidak dilakukan, yaitu tracing, ya tidak akan pernah selesai (pandemi Covid-19 -red)" tambah Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) ini lagi.
Masdalina menjelaskan bahwa pengetatan yang dilaksanakan selama PPKM Darurat hanya menutup sejumlah ruas jalan.
Padahal menurutnya, potensi penularan terbesar justru terjadi bukan di daerah pusat kota, melainkan lingkungan perumahan.
"Kalau pengetatan hanya dilakukan di jalan-jalan lintas daerah, ya tidak efektif karena transmisi terjadi secara domestik di sekitar kita. Di RT, RW, di pasar. Makanya menurut kami PPKM Darurat ini tidak efektif," tegasnya.
Lalu apa solusi terbaik memutus rantai penularan Covid-19 menurutnya? Masdalina mengatakan salah satu metode yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan PPKM Mikro di tingkat RT dan RW.
Namun PPKM Mikro yang dimaksudnya bukanlah apa yang sempat dilakukan oleh pemerintah beberapa bulan yang lalu, di mana pembatasan dilakukan melalui wilayah luas seperti kota dan kabupaten dan hanya di waktu-waktu tertentu.
Baca Juga: DPR Minta Pemerintah Perhatikan Masyarakat di tengah Rencana PPKM Darurat 6 Minggu
"Kalau orang masih bisa keluar masuk di RT-nya hanya dibatasi pukul 20.00, Anda kira kita bisa bernegosiasi dengan virus agar bisa menularkan hanya di atas pukul malam saja? Nggak bisa begitu caranya lockdown secara mikro," terang Masdalina.
Menurutnya justru pembatasan terbaik dilakukan di tingkat terkecil, yakni di setiap rumah. Penguncian dan pembatasan terketat dilakukan di tingkat RT, yang berkoordinasi dengan pemerintah daerah mulai dari Kelurahan hingga Provinsi.
"Jadi misalnya setengah populasi dari di RT tersebut sudah positif Covid-19, langsung lakukan penguncian selama 10-14 hari. Bikin dapur umum, penuhi semua kebutuhan rumah tangga oleh pemerintah dibantu masyarakat. Jika ada yang memburuk baru dirujuk ke rumah sakit, itu konsep PPKM Mikro yang sebenarnya," tutup Masdalina.
Berita Terkait
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban, Pakar Sebut Keracunan MBG Bukti Kegagalan Sistemik Total
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Kemenkes RI Buka Suara Soal Varian Covid-19 Baru di Singapura, PPKM Bisa Kembali Berlaku?
-
Rayakan Lebaran Tanpa PPKM, Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1444 H
-
Cerita Deka Sempat Nakal Jadi Sopir Travel Gelap saat PPKM, Kini Bisa Bawa Pemudik Secara Legal
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara