-
Cucu Mahfud MD jadi korban, buktikan keracunan MBG tak pandang bulu.
-
Pakar sebut ini bukti kegagalan sistemik, bukan lagi kecelakaan lokal.
-
Standar lemah dari hulu ke hilir menjadi biang keladi utama krisis.
Suara.com - Krisis keracunan massal program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menembus 'benteng elite' setelah mantan Menko Polhukam, Mahfud MD, mengakui cucunya di Yogyakarta turut menjadi korban.
Insiden tersebut, menurut pakar kesehatan, menjadi sinyal paling kuat bahwa masalah ini bukan lagi sekadar kecelakaan lokal, melainkan sebuah kegagalan sistemik yang bisa menjangkau siapa saja.
Pakar kesehatan masyarakat, Dicky Budiman, menegaskan bahwa kejadian ini membuktikan prinsip epidemiologis dari penyakit bawaan makanan (foodborne disease).
"Secara prinsip epidemiologis, ya penyakit termasuk penyakit foodborne disease, bawaan makanan itu dia demokratis, dia tidak pilih-pilih menyerang siapa saja yang terpapar oleh batch yang terkontaminasi terlepas dari status sosial," kata Dicky kepada Suara.com, Rabu (1/10/2025).
Menurut Dicky, fakta bahwa cucu seorang tokoh nasional menjadi korban mengeliminasi narasi bahwa insiden ini hanya terjadi di daerah terpencil dengan pengawasan minim.
Ini membuktikan adanya risiko skala batch (batch-wide risk), di mana jika satu batch makanan terkontaminasi, semua orang yang mengonsumsinya—tanpa terkecuali—berisiko jatuh sakit.
Ia menyoroti kegagalan total dalam kontrol mutu dari hulu hingga hilir, yang mencakup standar yang lemah, audit yang tidak konsisten, kepatuhan vendor yang goyah, serta lambatnya mekanisme penarikan produk (recall) ketika insiden sudah terdeteksi.
Solusi Sistemik
Sebagai langkah penanganan segera, Dicky kembali menekankan perlunya intervensi di level kebijakan.
Baca Juga: Singgung Sorotan Negatif Program MBG di Media Sosial, DPR Desak Pemulihan Kepercayaan Publik
Menurutnya, Badan Gizi Nasional (BGN) seharusnya memiliki posisi setingkat Direktur Gizi dengan kewenangan penuh untuk menetapkan standar menu dan keamanan.
Selain itu, ia mendesak adanya harmonisasi standar bagi semua vendor sebagai syarat mutlak untuk berpartisipasi dalam program ini.
"Termasuk juga pelatihan nasional untuk menjamah pangan sekolah, ada juga surveillance KLB pangannya, dan juga komunikasi risiko yang diterapkan dengan tepat, empatik, dan juga transparan," katanya.
Sebelumnya, Mahfud MD menceritakan kronologi insiden yang menimpa cucu dan cucu dari keponakannya yang keracunan MBG, melalui video pada kanal YouTube pribadinya.
Dia mengungkapkan kalau kejadian itu bermula ketika delapan siswa dalam satu kelas, termasuk salah satu cucunya, serempak mengalami muntah-muntah hebat setelah makan siang.
“Cucu ponakan ya. Saya punya ponakan, ponakan saya tuh punya anak namanya Iksan. Makan siang gratis, lalu satu kelas itu delapan orang langsung muntah-muntah,” jelas Mahfud.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Geger Siswa SMPN 19 Tangsel Tewas Diduga Dibully, Mendikdasmen: Saya Akan Dalami Kasus Ini!
-
Operasi Langit di Cilacap: BNPB 'Halau' Hujan Demi Percepat Evakuasi Korban Longsor
-
Perjalanan Cinta Rugaiya Usman dan Wiranto
-
RUU KUHAP Dikebut Tanpa Suara Publik, Anggota Komisi III DPR Terancam Dilaporkan ke MKD
-
Viral Hewan Ragunan Kurus Diduga Dana Jatah Makan Ditilep, Publik Tuntut Audit
-
Kabar Duka! Istri Wiranto, Rugaiya Usman Meninggal Dunia di Bandung
-
Geger Bayi di Cipayung: Dibuang di Jurang, Ditemukan Hidup dalam Goodie Bag Saat Kerja Bakti
-
Tegas! Pramono Anung Larang Jajarannya Persulit Izin Pembangunan Rumah Ibadah di Jakarta
-
Pramono Bantah Isu Tarif LRT Rp160 Ribu: Jadi Saja Belum
-
RUU KUHAP Dinilai Ancam HAM, Koalisi Sipil Somasi Prabowo dan DPR: Ini 5 Tuntutan Kuncinya