Suara.com - Seorang pria asal China meninggal dunia setelah terinfeksi virus Monkey B. Sebelumnya, pria usia 53 tahun itu mengalami pembengkakan otak akibat Monkey B selalama berminggu-minggu hingga meninggal dunia.
Pria yang berprofesi sebagai dokter hewan ini tertular virus Monkey B langka ketika melakukan pembedahan pada dua kera yang meninggal dunia.
Kemudian, ia mulai mengalami gejala mual dan muntah setelah sebulan, demam dengan gejala neurologis yang mungkin termasuk kesemutan. Sehingga, ia pun segera mengunjungi dokter di beberapa rumah sakit sampai akhirnya meninggal pada 27 Mei 2021.
Pria itu bekerja di sebuah institut yang berspesialisasi dalam pemuliaan primata non-manusia dan penelitian eksperimental di Beijing. Ia pun sempat melakukan dua kontak dekat, yang mana seorang dokter dan perawat.
Dua orang yang kontak dekat dengan pria itu pun menjalani pemeriksaan untuk memastikan mereka juga terinfeksi virus Monkey B atau tidak. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, virus Monkey B dikenal sebagai virus herpes B yang ditularkan melalui kontak langsung dan pertukaran cairan tubuh antara monyet.
Virus Monkey B ini tidak berbagai bagi primate, tetapi membunuh antara 70 dan 80 persen manusia yang terinfeksi. Pejabat kesehatan China mengatakan virus Monkey B dapat menimbulkan ancaman potensial bagi dokter hewan dan pekerja lainnya yang berhubungan dengan hewan.
Kasus pria meninggal dunia karena virus Monkey B ini merupakan kasus pertama yang tercatat di China. Tapi dilansir dari The Sun, sebagian besar kasus ini telah ditemukan di Amerika Utara yang menyerang dokter hewan atau pekerja hewan.
Menurut CDC AS, kematian terakhir akibat Monkey B yang tercatat adalah pada tahun 1997 yang melibatkan seorang peneliti bernama Elizabeth Griffin usia 22 tahun. Ia meninggal dunia karena Monkey B setelah terkena cairan tubuh dari monyet yang terinfeksi virus ini pada bagian matanya.
Pada kebanyakan kasus, orang-orang terinfeksi virus Monkey B ini setelah digigit atau dicakar monyet. Kebanyakan orang juga bisa terinfeksi virus Monke B ketika jaringan atau cairan dari monyet mengenai kulit yang terluka.
Baca Juga: Duh, Lansia Punya Lebih Sedikit Antibodi Untuk Lawan Virus Corona
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan