Suara.com - India telah melaporkan kasus pertama infeksi dan kematian akibat Flu Burung. Kasus ini melibatkan seorang anak laki-laki usia 12 tahun yang telah terinfeksi virus influenza dan dirawat di AIIMS sebelum meninggal dunia.
Di tengah spekulasi seputar kemungkinan gelombang ketiga pandemi virus corona Covid-19, kasus kematian seorang anak akibat flu burung telah menimbulkan kekhawatiran.
Flu burung adalah infeksi penyakit akibat virus avian influenza Tipe A yang banyak ditemukan pada unggas liar. Laporan terbaru menunjukkan bahwa flu burung juga dapat menyebabkan kemungkinan infeksi pada manusia.
Virus influenza telah dikategorikan dalam dua protein, yaitu Hemagglutinin (HA) dan Neuraminidase (NA). Dengan 18 subtipe HA dan 11 subtipe NA, dapat terjadi banyak kombinasi virus seperti H5N1, H9N6, H17N10, H7N2, dll.
Umumnya dilansir dari Times of India, flu burung bisa terdeteksi pada burung dan bisa menimbulkan risiko besar bagi unggas, seperti ayam, kalkun, bebek, dan lainnya. Para ahli percaya bahwa penularan flu burung antara manusia sangat jarang dan tidak biasanya terjadi, meskipun manusia bisa tertular penyakit tersebut.
Kematian tragis seorang anak laki-laki 12 tahun di AIIMS adalah kasus pertama infeksi flu burung pada manusia yang terjadi di India. Menurut kepala AIIMS Randeep Guleria, sampel dari pasien diuji dan dikonfirmasi untuk flu burung oleh National Institute of Virology, Pune.
Baru-baru ini, China melaporkan kasus pertama infeksi flu burung H10N3 pada seorang pria berusia 41 tahun dari provinsi Jiangsu. Komisi Kesehatan Nasional China telah mengkonfirmasi bahwa pria itu segera pulih dari penyakit tersebut.
Sementara flu burung adalah penyakit berbahaya, Dr. Randeep Guleria mengatakan penularan virus dari unggas ke manusia jarang terjadi dan penularan virus H5N1 dari manusia ke manusia yang berkelanjutan belum dapat dipastikan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala flu burung bervariasi dari infeksi ringan hingga sedang. Beberapa gejala yang telah dilaporkan adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Takut Virus Corona, Keluarga Ini Tak Keluar Rumah Selama 15 Bulan
- Demam, kelelahan, nyeri sendi dan nyeri otot.
- Penyakit pernapasan, seperti batuk, sakit tenggorokan, sesak napas, nyeri dada, kesulitan bernapas dan lainnya.
- Masalah pencernaan, seperti sakit perut, diare, muntah dan mual.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi