Suara.com - Menurunkan risiko infeksi, keparahan, hingga kematian karena Covid-19 penting dilakukan lewat vaksinasi, terutama pada kelompok risiko tinggi seperti Orang dengah HIV-AIDS (ODHA).
Survei dari Jaringan Indonesia Positif menyebut upaya vaksinasi dari pemerintah mendapat dukungan dari sebagian besar kelompok ODHA.
Dilansir ANTARA, sebanyak 86,5 persen dari total 1.137 responden dari kalangan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bersedia menerima vaksin COVID-19.
"Sebanyak 86,5 persen orang dengan HIV bersedia menerima vaksin, meskipun ada 13,5 persen tidak bersedia," ujar Anggota Dewan Nasional Ikatan Perempuan Positif Indonesia Ayu Oktariani saat menjadi pembicara dalam acara Kompas Talk "Strategi Daerah Hadapi AIDS Selama Pandemi".
Ayu mengatakan survei tersebut dilakukan oleh Jaringan Indonesia Positif berkolaborasi dengan responden dari komunitas HIV serta Jaringan Nasional HIV untuk mengukur akses vaksin bagi orang dengan HIV/AIDS.
"Sebanyak 41,3 persen responden berusia produktif dan 98,5 persen orang hidup dengan HIV/AIDS. Dominasi responden adalah laki-laki termasuk populasi gay serta populasi umum," katanya.
Menurut Ayu sebagian besar responden sudah menerima vaksin COVID-19, sisanya belum menerima jadwal penyuntikan dosis kedua.
"Sudah ada yang sudah dosis lengkap dan 50 persen belum menerima jadwal (dosis kedua)," katanya.
Hasil survei juga melaporkan sebanyak 47 persen orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak memiliki gejala berat.
Baca Juga: Menag: Vaksinasi Sejalan dengan Spirit Agama untuk Menjaga Kehidupan
"Saya sudah menerima vaksin dan tidak bergejala meskipun antreannya cukup lama," katanya.
Ayu mengatakan saat ini masih ada 164 atau 14,4 persen responden yang khawatir menerima vaksin karena ada faktor komorbid.
"Ada kekhawatiran, orang dengan HIV ini sebetulnya bukan penyakit penyerta," katanya.
Hasil survei juga menginformasikan ada 110 atau 9,7 persen responden tidak menerima informasi yang jelas seputar vaksinasi COVID-19 bagi kalangan ODHA. Mereka masih mempertanyakan efek samping vaksin hingga status ADHA pada seseorang yang tidak boleh menerima vaksin COVID.
"Sebanyak 55 orang tidak yakin efektivitas vaksin dan 42 orang tidak tidak lolos skrining kesehatan. Tapi kita belum mendalami apakah karena dia membuka status HIV-nya atau ada hal lain saat skrining," katanya.
Ayu menambahkan hanya 10 orang responden yang merasa tidak perlu vaksin, meskipun alasan terkait itu masih ditelusuri.
Berita Terkait
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Benarkah Vaksinasi Campak Bisa Picu Kecacatan Anak? Ini Penjelasan Dokter
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
CEK FAKTA: Benarkah HIV Tidak Berbahaya dan ARV Hanya Propaganda?
-
Kenapa Nikita Mirzani Laporkan Fitri Salhuteru? Ini Akar Masalahnya
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?