Suara.com - Sebuah studi baru menemukan bahwa mempertahankan gaya hidup aktif dapat mengurangi risiko apnea tidur obstruktif (OSA). Temuan ini mendorong intervensi berbasis olahraga bagi mereka yang berisiko mengalami apnea tidur.
Studi baru oleh peneliti dari Brigham and Women's Hospital meneliti hubungan antara gaya hidup aktif dan risiko OSA. Temuan penelitian ini terlah diterbitkan pada European Respiratory Journal.
Melansir dari Healthshots, studi ini diikuti sekitar 130.000 pria dan perempuan di Amerika Serikat selama masa tindak lanjut 10 hingga 18 tahun. Studi ini menemukan bahwa tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dan tingkat perilaku menetap yang lebih rendah dikaitkan dengan risiko OSA yang lebih rendah.
"Dalam penelitian kami, tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dan jam menonton TV yang lebih sedikit, serta duduk baik di tempat kerja atau jauh dari rumah dikaitkan dengan insiden OSA yang lebih rendah setelah memperhitungkan pembaur potensial," kata Tianyi Huang, MSc, ScD, Associate Epidemiologist di Brigham.
"Hasil kami menunjukkan bahwa mempromosikan gaya hidup aktif mungkin memiliki manfaat besar untuk pencegahan dan pengobatan OSA," tambah Huang.
OSA adalah jenis sleep apnea di mana beberapa otot rileks saat tidur, menyebabkan penyumbatan aliran udara. OSA yang parah meningkatkan risiko berbagai masalah jantung, termasuk irama jantung yang tidak normal dan gagal jantung.
Baik aktivitas fisik sedang dan berat diperiksa secara terpisah dan keduanya sangat berkorelasi dengan risiko OSA yang lebih rendah. Selain itu, hubungan yang lebih kuat ditemukan pada perempuan, orang dewasa di atas usia 65 tahun, dan mereka yang memiliki BMI lebih besar atau sama dengan 25 kg/m2.
"Ini adalah studi prospektif pertama yang secara bersamaan mengevaluasi aktivitas fisik dan perilaku menetap dalam kaitannya dengan risiko OSA," kataHuang.
Studi ini juga berbeda dari yang lain karena ukuran sampelnya yang besar dan penilaian rinci tentang aktivitas fisik dan perilaku menetap. Tim peneliti mampu mempertimbangkan banyak faktor terkait, membuat temuan lebih kredibel.
Baca Juga: Sulit Termotivasi untuk Olahraga? Mengajak Teman Bisa Jadi Cara Ampuh
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa