Suara.com - Pemerintah kembali akan mengambil keputusan terkait perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM Level malam ini.
Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada sejumlah hal yang patut dijadikan pertimbangan sebelum mengambil keputusan melanjutkan PPKM atau tidak.
Menurut Prof Tjandra, adalah jumlah pasien Covid-19 meninggal tiap harinya yang masih berkisar di angka 1.500. Di saat bersamaan, angka bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di rumah sakit menurun.
"Positivity rate masih sekitar 25 persen, atau 5 kali lipat batas WHO yang ada di angka 5 persen," ujar pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com.
Tjandra mengatakan selain pertimbangan di atas, ada tiga hal lain yang perlu menjadi perhatian utama saat ini, sebelum mengambil keputusan terkait PPKM.
Pertama adalah upaya maksimal untuk menurunkan angka kematian. Di sini, peran pemerintah daerah untuk terus melakukan testing dan tracing amat penting.
"Harus evaluasi dan monitor secara ketat, dan dilakukan penyesuaian bila diperlukan," paparnya.
Kedua, pelonggaran PPKM di suatu daerah harus pula mempertimbangkan daerah lainnya yang berbatasan langsung.
WHO saat ini memiliki standar terhadap penularan di komunitas (community transmission) dan aspek respons kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Hari Ini PPKM Berakhir, Luar Jawa Alami Lonjakan Kasus Covid, Apakah Diperpanjang Lagi?
Ketiga, adalah pelaksanaan komunikasi risiko yang baik antara pemerintah dengan praktisi di lapangan. Penting juga untuk melakukan analisa ilmiah yang valid dan lengkap untuk dasar pengambilan keputusan.
"Jika aspek di atas sudah ada perbaikan maka dapat dipertimbangkan pelonggaran secara bertahap dengan amat hati-hati," paparnya.
Berita Terkait
-
Guru Besar UEU Kupas Tuntas Putusan MK 114/2025: Tidak Ada Larangan Polisi Menjabat di Luar Polri
-
Guru Besar UI Sebut Polri Wajib Diawasi Ketat! Ini Alasannya...
-
Prof. Elisabeth Rukmini: Menenun Sains, Makna, dan Masa Depan Perguruan Tinggi
-
Menteri Brian Sindir Dosen Lakukan Riset Hanya Demi Naik Pangkat: Begitu Jadi Guru Besar, Mentok
-
Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif