Suara.com - Peneliti dari Organsiasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa hipotesis tentang kebocoran laboratorium sebagai asal-usul virus corona menjadi teori yang sangat mungkin.
Dalam argumen terbarunya dr Peter Ben Embarek, yang awalnya menolak teori kebocoran laboratorium sebagai "sangat tidak mungkin," mengatakan dia sekarang menganggap kemungkinan itu sebagai "hipotesis yang mungkin", demikian seperti dikutip dari New York Post.
"Seorang karyawan yang terinfeksi di lapangan dengan mengambil sampel termasuk dalam salah satu hipotesis yang mungkin," kata Ben Embarek kepada pewawancara.
Menurutnya, di sinilah virus melompat langsung dari kelelawar ke manusia. Dalam hal ini, ia menduga bahwa pekerja lab lah yang banyak kontak dengan kelelawar dibanding warga desa.
Ben Embarek mengawasi tim ilmuwan internasional dalam misi yang dipimpin WHO ke China pada bulan Januari untuk bekerja dengan pejabat lokal untuk mengungkap asal-usul penyakit mematikan, yang telah menewaskan lebih dari 4,3 juta orang di seluruh dunia.
Tim tidak menemukan bukti bahwa seorang pekerja laboratorium tidak sabar selama misi pencarian fakta bersama. Tetapi para ilmuwan dan pejabat China menahan informasi dan menekan mereka untuk membatalkan teori tersebut, katanya.
Ilmuwan WHO tidak diizinkan untuk melihat data yang tepat, dan teori itu bahkan tidak dibahas sampai dua hari sebelum tim dijadwalkan meninggalkan China, katanya kepada para pewawancara.
“Awalnya mereka tidak menginginkan apa-apa tentang lab [dalam laporan], karena tidak mungkin, jadi tidak perlu membuang waktu untuk itu,” kata Ben Embarek, pakar keamanan pangan dan penyakit hewan.
“Kami bersikeras untuk memasukkannya, karena itu adalah bagian dari keseluruhan masalah tentang dari mana virus itu berasal.”
Baca Juga: WHO Libatkan Ribuan Ilmuan Uji Tiga Obat Baru Untuk Pengobatan Covid-19
Ilmuwan itu mengakui timnya ditolak akses ke buku atau dokumen "langsung dari laboratorium."
“Kami mendapat presentasi, dan kemudian kami berbicara dan mengajukan pertanyaan yang ingin kami tanyakan, tetapi kami tidak dapat melihat dokumentasi apa pun,” katanya.
Dia mengaitkan sikap ilmuwan dan pejabat China yang kurang transparan—dan berpotensi menipu—sebagai upaya yang mungkin dilakukan untuk menyelamatkan muka.
“Mungkin karena itu berarti ada kesalahan manusia di balik kejadian seperti itu, dan mereka tidak terlalu senang untuk mengakuinya,” akunya.
“Ada sebagian perasaan tradisional Asia bahwa Anda tidak boleh kehilangan muka, dan kemudian seluruh sistem juga banyak berfokus pada fakta bahwa Anda sempurna dan bahwa semuanya harus sempurna,” lanjutnya.
“Bisa juga seseorang ingin menyembunyikan sesuatu. Siapa tahu?"
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan