Suara.com - Banyak ibu berjuang dalam mememenuhi kebutuhan ASI untuk buah hati tercinta. Tak jarang, dalam perjalanan panjang menyusui, berbagai tantangan pun harus mereka hadapi.
Dalam sebuah IG Live bersama Mothercare Modern Parent belum lama ini, dr. Nisa Fathoni, SpOG, IBCLC, dokter spesialis kebidanan dan kandungan Brawijaya Hospital Saharjo, menjelaskan bahwa mencari informasi dan membekali diri mengenai menyusui sudah harus dimulai sejak masa kehamilan.
Salah satunya adalah informasi yang berkenaan dengan waktu keluarnya ASI. Banyak yang beranggapan bahwa ASI akan serta merta keluar ketika bayi dilahirkan. Jadi kapankah ASI keluar? Proses Proses laktogenesis, atau persiapan proses pengeluaran ASI kata dia, dimulai sejak 16 – 22 minggu.
"Tetapi hormon progesteron menahan ASI untuk tidak keluar terlebih dahulu sebelum bayi lahir. Setelah bayi lahir dan hormon progesterone turun barulah ASI dapat keluar. ASI baru keluar di fase laktogenesis kedua yaitu kurang lebih 20 – 30 jam pasca persalinan," jelasnya.
Pada dasarnya ASI baru akan keluar ketika ada rangsangan hisapan bayi. Sehingga Ibu jangan panik dan sedih terlebih dahulu jika ASI tidak langsung keluar setelah persalinan.
Ketika hamil dan menyusui tubuh ibu pun, lanjut dia menyesuaikan tahapan tersebut. Produksi ASI yang keluar diawal memang cenderung lebih sedikit, karena menyesuaikan kapasitas lambung bayi yag baru lahir yang dapat menerima cairan sebanyak 5 – 7ml.
Namun seiring dengan bertambahnya usia dan kebutuhan anak, produksi ASI pun terus bertambah. Begitu pula dengan frekeunsi pemberian ASI, usia 0 – 6 bulan sesuaikan dengan siklus dan kapanpun bayi membutuhkan, namun biasanya 8 hingga 12 kali dalam sehari.
Bayi diatas 6 bulan sudah disarakan untuk mendapatkan MPASI dan ASI akan diberikan disela-sela pemberian MPASI. Presentae perbandingan pemberian ASI dan MPASI untuk anak usia 6 bulan keatas ada 70 persen dan 30 persen. Sedangkan untuk anak usia 1 tahun keatas ASI 30 persen dan MPASI 70 persen.
Mothercare juga memiliki 5 tips serta produk rekomendasi yang diharapkan bisa membantu proses menyusui menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
Baca Juga: Dokter Anak Pastikan ASI Tidak Jadi Sumber Utama Penularan Covid-19 Pada Anak
1. Ketahuilah perbedaan foremilk dan hindmilk
Foremilk atau ASI depan adalah ASI yang keluar di awal sesi menyusui, kaya akan laktosa, rendah lemak dan memiliki konsistensi yang cair. Sedangkan hindmilk atau ASI belakang adalah ASI yang keluar di saat sesi menyusui akan berakhir, mengandung lebih banyak kalori dan lebih kental.
Meski sedikit berbeda, keduanya memiliki peran yang sama pentingnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil. Namun, ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk dapat mengganggu pencernaan dan pertumbuhannya. Tidak usah khawatir, karena masalah ini dapat diatasi dengan berkonsultasi ke dokter anak dan konselor ASI.
2. Tetap bisa menyusui walaupun memiliki flat nipple
Mitos yang berkembang bahwa ibu dengan flat nipple tidak dapat menyusui, pernyataan ini dapat dipatahkan dengan menggunakan metode AMUBIDA. Aryola sebagian besar masuk dan bagian atas lebih terlihat dari bagian bawah. Mulut bayi terbuka lebar. Bibir terpuntir keluar. Dagu bawah menempel ke payudara ibu.
3. Mengkonsumsi makanan dengan nutrisi seimbang untuk hasil ASI yang maksimal
Ibu harus mencukup gizi dan nutrisi selama kehamilan dan menyusui. Ibu tetap makan 3 kali sehari yang sesuai dengan panduan piring makan dan ditambah dengan 2 kali makanan selingan yang banyak mengandung protein. Tak lupa minum air sebanyak 2.5 hingga 3 L setiap harinya. Selain itu Ibu juga dapat mengkonsumsi vitamin tambahan atau suplemen.
4. Manfaatkan alat pumping untuk pemberian ASI yang maksimal
Menyusui secara langsung memiliki banyak manfaat salah satunya membangun bonding antara ibu dan anak. Namun terdapat beberapa situasi yang mengharusnya Ibu memompa ASI untuk membantu menjaga kelancaran proses menyusui.
5. Gunakan bra menyusui yang nyaman dan berkualitas
Bra khusus menyusui memang terlihat hampir sama dengan bra pada umunya. Namun sesungguhnya bra menyusui dapat memberikan kenyamanan dan dukungan bagi payudara yang semakin besar dan sensitif selama menyusui.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!