Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk negara-negara kaya yang terburu-buru memberikan suntikan booster vaksin Covid-19 dosis ketiga, sementara jutaan orang di seluruh dunia belum menerima satu pun.
Para ahli WHO bersikeras tidak ada cukup bukti ilmiah bahwa booster diperlukan. WHO juga mengatakan bahwa memberikan dosis ketiga sementara begitu banyak yang masih menunggu untuk diimunisasi adalah tidak bermoral.
"Kami berencana untuk membagikan jaket pelampung tambahan kepada orang-orang yang sudah memiliki jaket pelampung, sementara kami membiarkan orang lain tenggelam tanpa satu jaket pelampung," kata direktur darurat WHO Mike Ryan kepada wartawan dari markas besar badan PBB di Jenewa.
"Realitas mendasar dan etis adalah kami membagikan jaket pelampung kedua sambil meninggalkan jutaan dan jutaan orang tanpa apa pun untuk melindungi mereka."
WHO menyerukan awal bulan ini untuk moratorium suntikan vaksin Covid-19 untuk membantu meringankan ketidaksetaraan drastis dalam distribusi dosis antara negara kaya dan miskin. Demikian seperti dilansir dari France24.
Tapi itu tidak menghentikan sejumlah negara untuk bergerak maju dengan rencana untuk menambah jab ketiga, karena mereka berjuang untuk menggagalkan varian Delta.
Pihak berwenang AS memperingatkan pada hari Rabu bahwa kemanjuran vaksinasi Covid-19 menurun dari waktu ke waktu, dan mengatakan mereka telah mengizinkan suntikan booster untuk semua orang Amerika mulai 20 September mulai delapan bulan setelah seseorang divaksinasi sepenuhnya.
Para pejabat mengatakan bahwa sementara vaksin tetap "sangat efektif" dalam mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap dan kematian akibat efek Covid, perlindungan dapat berkurang dalam beberapa bulan ke depan tanpa meningkatkan imunisasi.
Washington telah mengizinkan dosis tambahan untuk orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Baca Juga: Cara Daftar Vaksin di Link pedulilindungi.id dan loket.com, Berikut Penjelasannya
Israel juga mulai memberikan dosis ketiga kepada warga Israel berusia 50 tahun ke atas.
Tetapi para ahli WHO bersikeras bahwa ilmu pengetahuan masih belum berkembang dan menekankan bahwa memastikan bahwa orang-orang di negara-negara berpenghasilan rendah di mana vaksinasi tertinggal menerima suntikan jauh lebih penting.
"Yang jelas adalah sangat penting untuk mendapatkan tembakan pertama ke dalam senjata dan melindungi yang paling rentan sebelum booster diluncurkan," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers hari Rabu.
"Kesenjangan antara si kaya dan si miskin hanya akan tumbuh lebih besar jika produsen dan pemimpin memprioritaskan suntikan pendorong daripada pasokan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit