Suara.com - Vaksin Moderna yang mulai diberikan pemerintah disebut-sebut khusus diperuntukkan bagi pengidap penyakit autoimun. Benarkah demikian?
Dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi dan onkologi medik di RSCM, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP menampik anggapan tersebut.
"Tidak benar hanya Moderna yang bisa untuk autoimun," kata dia dilansir ANTARA.
Aru yang menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) itu menyatakan, semua vaksin COVID-19 bisa diberikan pada mereka yang mengalami autoimun tergantung pada sejumlah hal seperti status penyakitnya apakah terkontrol atau tidak, pengobatannya dan kajian dari dokter masing-masing.
Penyakit autoimun merupakan suatu kondisi saat sistem kekebalan menyerang organ-organ tubuh sendiri. Sistem kekebalan tubuh biasanya dapat membedakan antara sel asing dan sel Anda sendiri.
Tetapi pada mereka dengan autoimun, sistem kekebalan salah mengira bagian tubuh lalu melepaskan protein yang disebut autoantibodi untuk menyerang sel-sel sehat.
Saat ini diperkirakan ada lebih dari 80 jenis penyakit yang digolongkan dengan penyakit autoimun dan beberapa di antaranya yakni: lupus, multiple sclerosis, penyakit Graves dan tiroiditis Hashimoto.
Lebih lanjut, sama halnya seperti pasien autoimun, Aru juga menyarankan pasien kanker mendapatkan vaksin COVID-19. Menurut dia, pengecualian diberikan pada pasien yang sedang mengalami penurunan kekebalan akibat kemoterapinya.
"Dokter onkologi yang bisa menyatakan dia bisa atau tidak (divaksin). Lebih baik siap untuk meng-handle efek samping dari vaksin, kadang-kadang hanya dengan istirahat atau diberi obat daripada kalau kena COVID-19," tutur dia.
Baca Juga: Viral, Warga Suntikan Sendiri Vaksin Covid-19 Tanpa APD di Bekasi
Hal senada juga diungkapkan dokter spesialis penyakit dalam subspesialisasi hematologi-onkologi medik di RSCM, Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD-KHOM, M.Epid.
Dia menyatakan dokter nantinya yang memberikan rekomendasi pada pasien terkait bisa tidaknya dia disuntik vaksin COVID-19.
Berita Terkait
-
Dari Puteri Indonesia hingga Duta Perubahan: Kisah Inspiratif Qory Sandioriva
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Rutin ke Psikiater, Ashanty Tak Terima Disebut Sakit Jiwa
-
Qory Sandioriva 17 Tahun Lawan Autoimun, 13 Organ Diserang dan Hampir Buta
-
Anak Jadi Alasan Qory Sandioriva Bertahan 17 Tahun Lawan Autoimun
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern