Suara.com - Indonesia melaporkan lebih dari 100 juga dosis vaksin sudah diberikan kepada masyarakat, dengan 65.229.678 dosis vaksinasi pertama dan 37.155.330 dosis kedua.
Meski begitu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 minta masyarakat untuk tidak lengah. Sebab, capaian vaksinasi tinggi bukan tanda Indonesia sudah akan bebas dari pandemi.
"Dinamika varian virus COVID-19 telah menjadi tantangan bagi kita selama hampir dua tahun terakhir. WHO telah membagi hasil mutasi menjadi dua yaitu variant of concern (VoC) atau varian yang menjadi perhatian dan varian of Interest (VoI) atau varian yang diamati," kata Wiku Adisasmito dalam siaran pers secara virtual yang dipantau dari kanal YouTube BNPB, Kamis.
Wiku mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap VoC karena telah terbukti menunjukkan perubahan karakteristik yang tergolong lebih menular daripada varian original yang pertama ditemukan di Wuhan, China pada 2019.
Sampai hari ini, kata Wiku, telah ditemukan sebanyak tiga dari empat jenis VoC di Indonesia berdasarkan hasil penelitian 2.321 sekuensing yaitu Alfa, Beta dan Delta.
"Vaksin yang dikembangkan saat ini pada umumnya menggunakan virus original, sehingga munculnya varian baru berpotensi untuk menurunkan angka efikasi yang telah dikeluarkan," katanya.
Meski menurun, kata Wiku, masyarakat tidak perlu khawatir akan kemampuan vaksin, khususnya terhadap lima jenis vaksin yang telah digunakan di Indonesia, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer.
"WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dengan kemampuan membentuk kekebalan yang baik ialah yang memiliki nilai efikasi atau efektivitas di atas 50 persen," ujarnya.
Wiku mengatakan sikap yang tepat dengan adanya penurunan angka efektivitas vaksin setelah adanya varian ini ialah tidak berpuas diri terhadap angka capaian vaksinasi saat ini.
Baca Juga: Bupati Bantul Optimistis Target Vaksinasi Tercapai Sebelum Akhir Tahun
"Baiknya melebihi 70 persen dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Benarkah Vaksinasi Campak Bisa Picu Kecacatan Anak? Ini Penjelasan Dokter
-
Vaksinasi Melonjak, Cuci Tangan Meningkat: Rahasia Keluarga Sehat Ternyata Ada di Tangan Ayah!
-
Waspada! Pneumonia Mengintai Dewasa dan Lansia, PAPDI: Vaksinasi Bukan Hanya untuk Anak-Anak
-
Singgung soal Konspirasi Anti-Vaksin, Menkes: Cacar hingga Covid Hilang karena Vaksinasi
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Fakta-fakta Gangguan MRT Kamis Pagi dan Update Penanganan Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025