Suara.com - Update Covid-19 global hari ini Kamis (9/9) pukul 07.00 WIB tercatat lebih dari 223,36 juta orang telah dan masih terinfeksi virus corona dengan angka kematian mencapai lebih dari 4,6 juta jiwa.
Data pada situs worldometers, kasus positif bertambah sebanyak 584.942 infeksi dalam 24 jam terakhir. Juga angka kematian yang bertambah 9.526 jiwa dalam sehari.
Kasus positif harian Covid-19 paling banyak dilaporkan Amerika Serikat yang mencapai lebih dari 150 ribu infeksi. Demikian juga dengan kematian hariannya jadi yang terbanyak dengan jumlah 1.630 jiwa.
Selain AS, Meksiko juga melaporkan kematian harian lebih dari seribu, tepatnya 1.071 jiwa.
Sementara kasus positif harian di negara lain, rata-rata masih di bawah 50 ribu. Laporan kasus harian terbanyak kedua masih dari India dengan jumlah 43.403 infeksi. Disusul Inggris yang melaporkan 38.975 kasus positif baru Covid-19.
Sejumlah negara yang alami lonjakan infeksi Covid-19 menyebutkan bahwa viris corona varian Delta menjadi salah satu 'biang keladi' dari kejadian tersebut. Varian yang pertana kali ditemukan di India itu telah dikonfirmasi memiliki kemampuan lebih cepat menular antarmanusia.
Meski para ilmuwan tetap fokus pada varian Delta, tetapi mereka tetap melacak varian virus lain untuk melihat kemungkinan risiko paparan yang bisa terjadi.
Dikutip dari Channel News Asia, ada tiga varian virus corona yang masih jadi perhatian para ilmuwan dunia, di antaranya:
1. Varian Delta
Varian Delta tetap menjadi yang paling mengkhawatirkan. Di banyak negara, varian itu lebih banyak menginfeksi populasi yang belum divaksinasi.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: 35 Negara dengan Kasus Positif Lebih dari Sejuta
WHO mengklasifikasikan Delta sebagai varian kekhawatiran, yang berarti telah terbukti mampu meningkatkan penularan, menyebabkan penyakit yang lebih parah atau mengurangi manfaat vaksin dan perawatan.
Menurut Shane Crotty, seorang ahli virologi di La Jolla Institute for Immunology di San Diego, "kekuatan super" Delta adalah kemampuan menularnya.
Peneliti China menemukan bahwa orang yang terinfeksi Delta membawa virus 1.260 kali lebih banyak di hidung mereka dibandingkan dengan versi asli virus corona.
Virus corona asli membutuhkan waktu hingga tujuh hari untuk menimbulkan gejala. Sedangkan Delta dapat menyebabkan gejala dua hingga tiga hari lebih cepat.
2. Lambda
Varian Lambda telah menarik perhatian karena dianggap potensial menjadi ancaman baru pandemi. Meski begitu, menurut ilmuwan, varian yang pertama kali diidentifikasi di Peru itu tampaknya jumlahnya sedang surut.
Kasus yang melibatkan Lambda sempat meningkat pada bulan Juli, namun laporan varian itu terus turun secara global selama empat minggu terakhir, menurut data GISAID, database yang melacak varian SARS CoV-2.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru