Suara.com - Mencegah anak terkena COVID-19 menjadi tanggung jawab yang harus diemban oleh orang tua.
Bahkan menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Lampung, dr. Murdoyo Rahmanoe, peranan orang tua sangat besar mengingat tidak semua anak menunjukkan gejala COVID-19.
"Risiko anak terpapar COVID-19 tergantung dengan usia dan kondisi anak, bila anak memiliki komorbid tentu sangat berisiko, namun banyak yang tanpa gejala, ini yang harus diwaspadai," ujarnya.
Menurutnya, peran orang tua dalam menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan konsisten menjadi hal utama, yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan COVID-19 pada anak.
"Yang menjadi perhatian adalah keluarga yang sering keluar rumah, bahkan yang sering makan bersama di tempat umum, karena kemungkinan membawa virus kepada anak cukup besar. Jadi peran orang tua melindungi anak dengan penerapan protokol kesehatan harus diupayakan sedemikian rupa," katanya.
Ia mengatakan dalam mendeteksi COVID-19 pada anak cukup sulit, karena tidak memiliki gejala khas.
"Agak susah untuk deteksi awal COVID-19 pada anak, apalagi bayi karena tidak ada gejala khas. Jadi bila sudah ada gejala khas baru bisa dipastikan melalui tes usap," ujarnya.
Murdoyo menjelaskan bagi orang tua harus lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan saat di luar ataupun kembali ke rumah, ini dilakukan untuk mencegah penularan pada anak serta timbulnya klaster keluarga.
"Kalau sudah menular kepada keluarga yang cukup sulit karena biasa terjadi tanpa sadar. Jadi untuk mencegah ini terjadi tentu yang utama adalah penerapan prokes. Ini tidak bisa dilupakan sebab COVID-19 masih terus berlangsung," katanya.
Baca Juga: Vaksinasi Pelajar Palembang 6 Persen, IDAI: Ideal 100 Persen Baru PTM
Berdasarkan pendataan IDAI Lampung yang diperoleh dari dokter anak se-Lampung, jumlah anak yang terpapar COVID-19 selama pandemi berlangsung hampir dua tahun ini berkisar 500 anak dengan usia beragam dari 0 hingga 17 tahun.
Tercatat pernah terjadi pula peningkatan jumlah kasus COVID-19 pada anak pada Juli lalu, dengan kasus tertinggi hingga 33 anak yang positif COVID-19 per minggu dari biasanya sekitar 4 hingga 6 anak, meski saat ini mulai terjadi penurunan jumlah kasus pada anak.
Sedangkan untuk angka sementara anak yang meninggal akibat COVID-19 berkisar 15 anak yang rata-rata memiliki komorbid (penyakit penyerta). [ANTARA]
Berita Terkait
-
Kronologi Dokter Ahli Jantung Anak Tak Bisa Layani Pasien BPJS Padahal Mengabdi 28 Tahun di RSCM
-
KLB Campak Meluas ke-14 Provinsi, Ketua Pengurus Pusat IDAI: Ini Bukti Nyata Adanya Celah Imunisasi
-
Kini Tak Boleh Tangani Pasien BPJS, Ketua IDAI Ungkap Alasan Tolak Dimutasi: Ada Pelanggaran Serius
-
Mutasi Ketua IDAI Janggal, Rieke Diah Pitaloka Sentil Kemenkes: Sudah Jalankan Meritokrasi ASN?
-
Profil Piprim Basarah, Ketua IDAI yang Dilarang Layani Pasien BPJS di RSCM
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien