Suara.com - Keamanan internet telah menjadi isu global yang harus dipahami oleh orangtua. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, anak berisiko terjebak dalam ancaman kejahatan digital.
Dikatakan Marketing Manager Digital App Josephine Brigthnessa, setidaknya ada empat risiko keamanan internet untuk anak dan remaja di bawah umur. Hal itu ia paparkan dalam acara webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Waropen, Papua, Rabu (15/9/2021).
Risiko pertama, kata Josephine, adalah content risk.
"Misal saat mencari tugas sekolah, tiba-tiba mereka menemukan konten yang tidak nyaman dilihat, yang bisa ditemukn secara tidak sengaja. Misal berita kekerasan yang penuh darah atau situs dewasa atau berita palsu yang membuat orangtua perlu waspada," kata Josephine.
Orangtua bisa meminimalisir risiko tersebut dengan cara menggunakan mode keluarga di akun-akun media sosial, serta memastikan selalu mendampingi anak saat menggunakan internet.
"Orangtua juga bisa blokir situs dewasa dan situs porno agar tidak dilihat anak," tambahnya.
Kedua, adalah risiko contact risk. Hal yang dimaksud contact risk adalah kemungkinan anak berhubungan dengan orang dewasa yang menyamar sebagai anak-anak secara online, atau orang dewasa yang membujuk remaja untuk bertemu mereka di kehidupan nyata, padahal ia adalah seorang penipu.
"Banyak yang menyamar sebagai anak bersahabat yang menipu secara online. Iti salah satu jenis contact risk penggunaan internet. Ini bisa dipicu karena gampangnya membuat media sosial."
Bagaimana cara meminimalisir risikonya? Josephine sangat menyarankan orangtua untuk berteman dengan anak di media sosial, berdiskusi dengan terbuka dan bagi orangtua, sangat ditekankan pentingnya melek teknologi.
Baca Juga: Cara Mudah Memandikan Anak Kucing, Simak Hal yang Harus Diperhatikan Terlebih Dahulu
Ketiga adalah conduct risk atau berperilaku secara tidak pantas atau menyakitkan, dan atau, menjadi korban dari perilaku ini.
"Contohnya jadi pelaku atau korban cyberbullying. Bisa diminimalisir dengan cara saring sebelum sharing. Sangat penting untuk kita memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan meski secara digital."
Keempat adalah risiko contract risk atau risiko anak dan remaja untuk mendaftar ke perjanjian atau kontrak dengan syarat atau ketentuan yang tidak adil bagi mereka sadari atau tidak sepenuhnya mereka pahami.
"Ini bisa nyerempet hukum, anak dan remaja kasarnya mudah dibodohi." Salah satu contohnya adalah pencurian identitas atau penipuan.
Untuk itu, lanjut Josephine, sangat penting bagi orangtua memahami cara melindungi anak dari ancaman kejahatan digital.
Hal yang bisa dilakukan orangtua diantaranya menerapkan aturan penggunaan internet di rumah, membicarakan konten internet yang mengganggu, dampingi anak saat melakukan aktivitas online, ingatkan anak untuk menjaga data pribadi mereka, cek aktivitas online anak dan historinya, serta beri porsi seimbang antara kegiatan offline dan online.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia