Suara.com - Pergantian musim dari kemarau menuju penghujan telah mulai terjadi di sejumlah daerah. Di tengah kondisi pandemi Covid-19, muncul kekhawatiran infeksi akan lebih cepat menular saat cuaca lembab.
Benarkah demikian?
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) prof. dr. Zubairi Djoerban, Sp. PD., mengatakan bahwa memang ada beberapa penelitian yang menunjukkan kalau hujan memudahkan penyebaran virus corona.
Salah satunya penelitian Chinese Academy of Medical Sciences yang menemukan virus SARS COV-2 lebih mudah menyebar pada kadar kelembaban 75 persen. Hasil serupa ditunjukkan dari penelitian Alan Evangelista, seorang profesor mikrobiologi dari rumah sakit St. Christopher di Philadelphia.
"Ketika udara makin lembab dan makin banyak airnya, maka droplet yang mengandung virus akan lebih mudah menyebar," kata prof Zubairi, dikutip dari tulisannya di Twitter, Kamis (16/9/2021).
Namun, beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa jika kadar air di udara meningkat, maka kondisi tersebut justru memperlambat penyebaran virus corona.
Sehingga menurut prof Zubairi, memang belum jelas hubungan antara musim hujan dan penyebaran virus Covid-19.
"Sementara ini hasilnya masih saling bertentangan," imbuhnya.
Meski begitu, dilihat dari fakta yang terjadi di beberapa negara, seperti Thailand, saat musim hujan negara itu selalu menghadapi peningkatan insidensi kasus influenza, lanjut prof Zubairi. Seperti yang terjadi pada 2019, di mana 27 orang meninggal dari 390 ribu yang terinfeksi virus influenza.
Baca Juga: Belajar dari Pengalaman, Ini Strategi Satgas Covid-19 Cegah Gelombang Ketiga Virus Corona
"Artinya, musim hujan yang kemudian meningkatkan penyebaran virus itu contohnya ada, yakni di Thailand. Virusnya influenza," ucapnya.
Tetapi, ia menekankan kembali bahwa kaitan antara musim hujan dan Covid-19, belum ditemukan jelas secara ilmiah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat