Suara.com - Portugal membawa kabar baik terkait penanganan pandemi COVID-19. Laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan menyebut, hampir seluruh rakyat Portugal sudah disuntik vaksin COVID-19.
Melansir ANTARA, dengan 80 persen populasi sudah divaksinasi, Portugal merupakan salah satu negara dengan tingkat vaksinasi COVID-19 tertinggi di dunia.
Pemerintah Portugal secara bertahap melonggarkan sebagian besar pembatasan COVID-19.
"Saya tidak peduli jika kita nomor 1, 2, atau 3 (di dunia)," kata kepala satuan tugas vaksinasi Portugal, Laksamana Madya Henrique de Gouveia e Melo, setelah mengunjungi pusat vaksinasi dekat ibu kota Lisbon pada akhir pekan.
Menurut pengamatan Reuters, Portugal dan Uni Emirat Arab memiliki tingkat vaksinasi lengkap yang sama. Keduanya bersama-sama memimpin tingkat vaksinasi dunia.
Negara di Eropa selatan itu, yang pada awal tahun ini berjuang melawan gelombang virus corona terburuk di dunia, telah memvaksin sekitar 8,2 juta orang dari populasinya yang hanya 10 juta lebih, kata otoritas kesehatan DGS pada Selasa malam (14/9).
Hampir semua orang dewasa di atas 65 tahun dan setengah dari remaja berusia 12-17 tahun di negara itu telah mendapat dosis vaksin lengkap, kata DGS.
Setiap orang yang berusia di atas 12 tahun berhak menerima vaksin di Portugal.
"Yang saya inginkan adalah mengendalikan virus, memvaksin sebanyak mungkin orang yang memenuhi syarat sehingga virus tidak memiliki ruang untuk bermanuver," ujar Gouveia e Melo.
Baca Juga: Cek Vaksinasi di Aceh, Jokowi Sebut Covid-19 Tak Akan Hilang dari Indonesia
Gouveia e Melo banyak dipuji karena menyiapkan program vaksinasi dengan cepat, yang memungkinkan Portugal mencabut sebagian besar pembatasan virus corona.
Masker tidak lagi wajib dipakai di luar ruangan mulai Senin (13/9).
Dia mengatakan Portugal mulai menginokulasi dengan kecepatan yang sama dengan negara-negara Uni Eropa lainnya. Namun ketika gerakan anti-vaksinasi muncul di mana-mana, jumlah "penyangkal" vaksin di Portugal hanya sekitar 3 persen dan negara itu mempercepat vaksinasinya.
Dia memperingatkan bahwa pertempuran melawan COVID-19 belum berakhir sampai semua negara, kaya dan miskin, dapat mengakses vaksin.
"Kita melihat vaksin berlebihan di negara-negara kaya dan kemudian tidak ada vaksinasi di negara-negara miskin. Saya tidak setuju dengan itu, bukan hanya karena etika dan moral, tetapi karena itu bukan strategi terbaik dan sikap rasional," tutur Gouveia e Melo.
Berita Terkait
-
Mimpi Cristiano Ronaldo Sebelum Pensiun: 1000 Gol dan Main Bareng Sang Putra
-
Kenapa Prabowo Pilih Bahasa Portugis Jadi Prioritas? Cek 10 Fakta Unik Ini untuk Tahu Jawabannya
-
Naik Level, Anak Cristiano Ronaldo Dapat Panggilan Timnas Portugal U-16
-
Usia 40 Tahun, Cristiano Ronaldo Kurang 57 Gol Lagi untuk Cetak 1000 Gol
-
Jose Mourinho Punya Rencana Setelah Benfica: Incar Kursi Pelatih Timnas
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan