Suara.com - Pemerintah Republik Indonesia menyusun adaptasi kebiasaan baru di tengah ancaman wabah penyakit Covid-19.
Salah satunya adalah transisi dari pandemi menuju endemi, guna mengendalikan laju penularan Covid-19 dan mengembalikan aktivitas masyarakat secara normal.
Langkah awal bagi masyarakat adalah dengan menyegerakan vaksinasi, mendisiplinkan kebiasaan memakai disiplin, dan menjaga kesehatan tubuh dengan gaya hidup sehat.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan bahwa COVID-19 diprediksi tidak hilang dalam waktu cepat. Oleh karena itu, pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk beradaptasi dan mengadopsi kebiasaan-kebiasaan baru agar dapat hidup sehat berdampingan dengan COVID-19.
“Sebagai bagian dari strategi dan skenario menuju hidup bersama COVID-19 tersebut, sesuai arahan Bapak Presiden, pemerintah mulai menyusun Peta Jalan transisi dari masa pandemi COVID-19 menuju endemi. Pada akhirnya nanti, upaya ini diharapkan bisa mewujudkan keseimbangan antara perekonomian dengan kesehatan secara bertahap,” ungkap Menkominfo Johnny dalam keterangannya di situs resmi Satgas Covid-19.
Peta jalan (road map) yang dimaksud merupakan dasar tatanan hidup baru bagi masyarakat dalam transisi pandemi COVID-19 menjadi endemi. Tidak hanya menjadi acuan dalam upaya menekan penularan COVID-19, peta jalan ini juga dibuat untuk memungkinkan masyarakat untuk beraktivitas seperti biasa.
Dalam menyusun peta jalan tersebut, Menkominfo Johnny mengatakan bahwa pemerintah melibatkan akan stakeholder terkait dan menjadikan pengalaman negara-negara lain sebagai acuan. Peta jalan akan terus disempurnakan sesuai perkembangan penanganan COVID-19 di tanah air, dengan target pembukaan pada fatality rate kurang lebih 2%, kasus aktif kurang lebih 100.000, serta positivity rate kurang dari 5%.
Saat ini, Pemerintah melakukan kegiatan percontohan atau pilot project peta jalan yang mengatur penerapan protokol-protokol kesehatan di 6 aktivitas utama:
- Tempat perdagangan; pasar/toko modern, pasar/toko tradisional.
- Transportasi publik; darat, laut, udara.
- Destinasi Pariwisata; hotel, restoran, pertunjukan.
- Kantor/Pabrik; pemerintah, swasta, bank, pabrik besar, UKM/IRT.
- Lokasi ibadah dan kegiatan keagamaan
- Tempat pendidikan; PAUD, SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.
“Penerapan protokol kesehatan sebagai pilot project di lokasi-lokasi tersebut didasarkan pada tiga standar, yakni standar jumlah, aktivitas, dan perilaku. Pelaksanaannya akan didukung penggunaan teknologi digital, salah satunya dengan aplikasi PeduliLindungi,” kata Menkominfo.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melandai, Benarkah Pandemi Segera Usai? Simak Kata Epidemiolog
Standar jumlah adalah aturan terkait kapasitas ruang/fasilitas publik, sedangkan standar aktivitas mengatur bentuk dan durasi aktivitas yang diperbolehkan. Sementara itu, standar perilaku adalah bagaimana pengunjung/pengguna fasilitas harus dipastikan menjalankan protokol kesehatan dalam beraktivitas.
Menkominfo Johnny mengatakan bahwa protokol kesehatan harus diterapkan dengan disiplin, khususnya dalam hal mengenakan masker serta upaya lain, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak. Tak kalah penting, dia juga mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan kesadaran diri dalam menerapkan protokol kesehatan dan menyegerakan vaksinasi.
“Masyarakat harus sadar bahwa virus COVID-19 terus ada di dekat kita, sehingga sadar juga untuk melaksanakan protokol kesehatan. Saya tekankan, sadar dan rela hati melaksanakan, bukan karena patuh atau disuruh oleh pemerintah. Ingat, ini untuk perlindungan diri kita sendiri dan keluarga,” pungkas Menkominfo.
Pandemi adalah wabah yang berjangkit serentak di wilayah yang sangat luas seperti seluruh benua atau secara global, sehingga lebih sulit dikendalikan.
Sedangkan endemi adalah keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan, atau penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu. Contoh penyakit endemi yang sudah ada di Indonesia yaitu malaria dan demam berdarah dengue (DBD).
Berita Terkait
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Ulasan City of Ash and Red, Novel Thriller Psikologis yang Menyesakkan
-
Review Film Eddington: Paranoia Massal dan Satir Gelap Ala Ari Aster
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C