Suara.com - Stroke merupakan salah satu permasalahan kesehatan utama di Indonesia dengan tingkat kematian tinggi. Tingkat kejadian stroke semakin meningkat setiap tahun.
Secara umum, stroke terbagi dua macam, yakni stroke penyumbatan pembuluh darah dan stroke pendarahan (stoke hemoragik).
Persentase stroke pendarahan dari total kejadian stroke hanya sekitar 20 persen, bahkan ada beberapa kepustakaan di negara lain mencatat hanya 15 persen. Mayoritas kejadian adalah stroke penyumbatan pembuluh darah.
Sementara 70 persen pasien dengan stroke pendarahan mengeluh sakit kepala, dan 60 persen pasien diikuti dengan penurunan kesadaran, penurunan gerak tubuh, dan kejang.
Faktanya, stroke bisa dihindari. Salah satu caranya adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena stroke.
"Kita mencegah jangan sampai terkena stroke dengan mengendalikan faktor risiko. Kalau sudah terkena stroke tidak ada waktu lagi, kecuali segera ke rumah sakit," kata Direktur Utama (Dirut) RSPON dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (24/9/2021), dikutip dari Antara.
Mursyid mengatakan bahwa stroke merupakan penyakit yang memiliki faktor yang mendasari, yakni faktor risiko yang berkaitan dengan kondisi kesehatan atau kondisi tubuh lain yang berpotensi untuk terjadinya stroke.
Ada faktor risiko yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan. Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan adalah usia. Semakin bertambah usia, makin besar terkena risiko stroke. Sementara di Amerika, kemungkinan kulit hitam terkena stroke lebih besar dibanding kulit putih.
Faktor risiko yang bisa dikendalikan antara lain hipertensi, diabetes, gangguan irama jantung, kolesterol tinggi, kegemukan, kurang berolahraga, dan pola hidup tidak sehat.
Baca Juga: 90 Persen Penderita Jerawat Otak Baru ke RS Setelah Pecah dan Terjadi Pendarahan
Nah, dalam mengendalikan faktor risiko tersebut, beberapa upaya yang bisa dilakukan di antaranya mengatur pola makan sehat, pola hidup sehat, mengurangi konsumsi gula, dan menghindari rokok. Bagi yang memiliki hipertensi dan diabetes, harus berobat teratur.
Stroke menyerang dengan menunjukkan tanda-tanda seperti kelumpuhan wajah atau anggota badan, senyum tidak simetris, gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, tiba-tiba bicara tidak lancar, bicara tidak jelas, perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba, dan gangguan fungsi keseimbangan.
Ketika muncul tanda atau gejala awal serangan stroke tersebut, segera datangi rumah sakit terdekat yang bisa menangani stroke, karena penanganan yang lebih cepat akan mendatangkan hasil yang lebih baik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global