Suara.com - Setelah hadir sejak akhir 2020, dunia seakan tak henti-hentinya membicarakan tentang vaksin Covid-19. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang meragukan efektivitas vaksin tersebut.
Dari sisi sejarah misalnya, Apt. Dr. Heri Setiawan, M.Sc mengatakan terbukti bahwa penggunaan vaksin berhasil dalam mengontrol atau bahkan mengeliminasi beberapa penyakit.
"Hanya saja penolakan vaksinasi tetap ada dengan berbagai alasan seperti kekhawatiran akan efek samping, rumor dan teori konspirasi terkait vaksin," jelasnya di webinar Program Sehat di Masa Vaksinasi Covid-19 yang digelar Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu.
Oleh karena itu, lanjut Heri, perlu diperhatikan faktor yang menjadi penentu eliminasi penyakit dengan vaksinasi.
Faktor tersebut, kata dia, adalah ketersediaan vaksin yang memiliki efikasi sangat baik, aman, stabil, mudah disimpan, ekonomis dan dapat diakses hingga ke pelosok.
Selain Heri Setiawan, hadir pula dr. Rulliana Agustin, M.Med.Ed yang berbicara mengenai kontra indikasi vaksinasi Covid-19 dan hoaks yang mengelilinginya.
Ia mengatakan vaksinasi bertujuan untuk mencegah gejala berat covid-19, meciptakan kekebalan kelompok dan mengurangi penularan.
Kontraindikasi dilakukannya vaksinasi covid-19 adalah kehati-hatian untuk usia dan kelompok tertentu seperti lansia dan ibu hamil sehingga kelompok tersebut diharapkan dapat melakukan vaksinasi dengan berkonsultasi terlebih dahulu dan melakukan vaksinasi di fasilitas Kesehatan.
"Setelah melakukan vaksinasi juga terdapat protokol pascavaksinasi seperti pemantauan efek simpang dan Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)," lanjutnya.
Baca Juga: Indonesia Masuk 10 Besar Negara dengan Jumlah Suntikan Vaksin Covid-19 Terbanyak di Dunia
Pemantauan tersebut dilakukan karena tidak terdapat vaksin yang 100 persen aman dan tanpa risiko sehingga penting untuk mengetahui risiko beserta penanganan yang tepat.
"Selain itu, Informasi yang benar tentang KIPI juga membantu menjaga kepercayaan masyarakat terhadap proses vaksinasi guna melawan informasi hoaks yang beredar," pungkasnya.
Harapan diadakannya webinar kali ini adalah dapat turut serta membantu program pemerintah untuk memberikan edukasi pada masyarakat mengenai vaksinasi, pemanfaatan obat tradisonal dengan baik dan benar, serta mitigasi penularan Covid-19 untuk menekan dampak merebaknya Covid-19 di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat