Suara.com - Vaksin Johsnon & Johnson menjadi salah satu vaksin Covid-19 dosis tunggal yang diketahui tingkat efektivitasnya mencegah infeksi virus corona Covid-19 parah hingga 85 persen.
Tapi, data uji klinis pada Januari 2021 menunjukkan efektivitas vaksin Covid-19 dosis tunggal ini menurun hingga 66,3 persen dalam mencegah infeksi.
Menurut para ahli, hal yang wajar terjadi bila antibodi yang diinduksi dari vaksin Covid-19 akan menurun seiring waktu.
Karena, virus corona Covid-19 terus bermutasi dan orang yang sudah vaksinasi lengkap pun tetap berisiko terinfeksi akibat tingkat kemanjuran vaksin Covid-19 yang menurun.
Tapi, itu bukan berarti bahwa vaksin Covid-19 tidak efektif melawan virus corona Covid-19.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), telah mengingatkan bahwa vaksin Covid-19 bekerja sangat baik untuk mencegah infeksi virus corona parah, rawat inap hingga kematian akibat varian Delta.
Meski begitu, pakar kesehatan juga tidak memungkiri bahwa tingkat perlindungan yang diberikan vaksin Covid-19 akan berkurang seiring waktu. Sehingga, mereka memaparkan kembali semua orang akan membutuhkan suntikan booster atau tidak.
Berdasarkan penelitian dilansir dari Times of India, orang yang mendapatkan vaksin Johnson & Johnson terus memproduksi beberapa tingkat antibodi setidaknya selama enam bulan pasca vaksinasi. Tetapi, tingkat antibodi itu memang bisa berkurang seiring waktu.
Tingkat antibodi yang rendah hanya meningkatkan kemungkinan seseorang tertular virus corona Covid-19. Karena itulah para ilmuwan dan profesional medis bekerja membuat suntikan booster yang bisa memberikan antibodi tahan lama.
Baca Juga: Ahli Ingatkan Varian Virus Corona R1 Punya 5 Mutasi Berbahaya!
Menurut Johnson & Johnson, suntikan booster buatannya tergolong aman dan bisa digunakan. Sementara ini, Penelitian juga tidak menemukan efek samping yang lebih serius alias mirip dengan suntikan vaksin sebelumnya.
Efek samping suntikan booster vaksin Johnson & Johnson mungkin hanya berupa demam, kelelahan, nyeri di tempat suntikan, nyeri otot dan sendi. Para ilmuwan dan peneliti telah menemukan manfaat vaksin jauh lebih besar daripada risiko infeksi virus corona Covid-19.
Hal yang sama berlaku untuk vaksin Johnson & Johnson, terutama mereka yang kekebalannya terganggu atau memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan