Suara.com - Anggapan lelaki tidak boleh menangis dan harus kuat, adalah salah satu bentuk toxic positivity. Hal itu awalnya digunakan sebagai ungkapan positif, tapi di sisi lain bisa memberikan tekanan pada para lelaki, yang juga seorang manusia.
Sifat manusia berarti ia bisa merasa sedih, kecewa, dan terluka. Bahkan kerap merasa lemah dan butuh bantuan orang lain, yang hasilnya perasaan sedih ini keluar lewat air mata atau tangisan.
Lalu pertanyaanya, apa yang dimaksud toxic positivity?
Mengutip Ruang Guru, Rabu (19/9/2021) toxic positivity adalah istilah yang merujuk pada situasi ketika seseorang “memaksa” orang lain untuk merasakan sisi baik dari suatu hal, tanpa memberi kesempatan orang itu untuk meluapkan perasaannya.
Berdasarkan Psychology Today, menghindari emosi di dalam diri bisa membuat kita kehilangan informasi yang bernilai. Ketika takut, emosi sedang memberitahu “Hati-hati, ada bahaya di sekitar!” sehingga bisa lebih waspada.
Emosi sejatinya adalah informasi, mereka memberi cuplikan-cuplikan tentang apa yang terjadi di suatu waktu, tapi mereka tidak memberitahu secara pasti apa yang harus dilakukan.
Dr. Jiemi Ardian, residen psikiatri di Rumah Sakit Muwardi Solo, memberitahu perbedaan antara toxic positivity dan empati.
Jiemi mencontohkan kalimat yang menunjukkan empati. Seperti, “Wajar jika kita merasa kecewa dalam hal ini”, dan “Aku pikir kamu pasti merasa berat saat ini, ya…”.
Kalimat-kalimat ini tidak memaksa si penerima untuk mengabaikan emosi negatifnya. Faktanya, tidak semua orang curhat untuk menyelesaikan masalah.
Baca Juga: Guru Honorer Penderita Stroke Digendong Demi Tes PPPK, Tangisan Pecah di Depan Monitor
Beberapa orang curhat hanya untuk didengar. Orang-orang ini hanya membutuhkan validasi.
Dalam Psych Alive, validasi adalah perbuatan untuk memberitahu seseorang bahwa apa yang ia rasakan dan alami itu nyata. Ketika perasaan seseorang tervalidasi dengan didengarkan, ia akan merasa dipahami.
Seumpama pompa, yang bagian ujungnya ditahan menggunakan balon. Sekilas awalnya, untuk sementara terlihat baik-baik saja saat air mengisi balon. Tapi seiring waktu balon tak kuasa menahan, semakin besar dan pecah, begitu juga dengan perasaan.
Cara menghindari toxic positivity
Solusi terbaiknya adalah melampiaskan, dengan berbagai cara yang bisa diterima seperti menangis atau bersedih diiringi lagu galau favorit juga diperbolehkan. Terkadang orang lupa bahwa menangis bukan tanda lemah. Air mata justru diciptakan untuk mengingatkan kita bahwa manusia lebih unggul dari sekadar robot.
Cara lain, bisa dengan curhat pada teman terpercaya untuk menghilangkan toxic positivity. Beri dia tempat untuk meneriakan perasaanya. Bisa juga sebagai teman mengajak teman yang bersedih dengan menari untuk meluapkan emosi dan menghabiskan energi yang terpendam.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif